Jika Hutangmu Tidak Dibayar
Jangan bersedih jika uang yang kamu pinjamkan kepada temanmu tidak kembali, dia tidak bisa membayar atau memang dia tidak mau bayar. Karena semua cobaan yang datang kepada kita sebagai umat muslim di dunia akan menjadi sedekah juga pembersihan dosa. Ikhlas kan saja sebagai kebaikan mu untuk membantu orang yang membutuhkan, walau pun nanti dia tidak membalas kebaikanmu. Karena,
“Barang siapa yang menghilangkan satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan dunia dari saudaranya, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan di akhirat nanti.”
Uang yang kamu keluarkan, walaupun tidak di kembalikan, tidak juga serta merta membuatmu miskin, tapi justru memberimu keajaiban. Karena uangmu yang tidak kembali akan menjadi sedekah yang berkali-kali lipat.
Bagaimana bisa?
Jika kamu menghutangkan uangmu, sampai jatuh tempo membayar, seperti kamu bersedekah setiap harinya sejumlah dari harta yang kamu keluarkan. Kalau sudah sampai jatuh tempo kamu tenggakan karena dia belum bisa bayar, maka setelah itu setiap harinya akan dikira double pahalanya. Begitu seterusnya. Jadi seakan-akan kamu sedekah dua kali lipat dari uang yang kamu hutangkan setiap hari. Bayangkan, jika orang lain tidak beruhutang kepada kita, maka mungkin kita tidak akan bisa berinvestasi amalan sebanyak itu.
Kata Allah SWT, “Siapakah yang meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan pinjaman itu untuknya. Dan dia akan memperoleh pahala yang mulia.” Al Hadid 11
Misal, orang lain berhutang kepadamu sejumlah 1 juta rupiah, jangka waktu bayar sesuai kesepakatan adalah 1 bulan dari tanggal dia berhutang. Jika dalam satu bulan ada 30 hari, maka sampai hari jatuh tempo, kamu bersedekah sebanyak 1 juta x 30 hari = 30 juta.
Setelah jatuh tempo, di bulan kedua ternyata dia tidak juga bisa membayar, maka kamu di hitung sedekah dua kali lipatnya perhari. Hitung saja sampai setahun dia tidak juga bisa membayar, maka kamu mendapatkan padahal sedekah 1 juta x 2 x 365 hari = 730 juta rupiah. Bayangkan, hanya dengan sedekah 1 juta rupiah saja, dalam setahun kamu mendapatkan pahala sedekah 730 kali lipat dari uangmu. Jika sampai mati tidak bisa membayar atau tidak mau bayar, padahal sudah kamu ingatkan akan hutangnya, hitung sendiri berapa banyak pahala yang kamu dapatkan. Dengan catatan disini kamu ikhlas loh ya, dan kamu juga mengingatkan dia akan hutangnya. Jika kamu tidak mengingatkan, kamu berdosa. Karena membiarkan orang lain dalam kelalaian akan kewajibannya.
Kapan lagi kamu bersedekah uang sebanyak itu jika tidak melalui orang yang berhutang kepadamu. Mungkin kalau orang tidak hutang kepada kita, kita tidak akan bersedekah sebanyak itu. Tidak dapat pahala sebanyak itu.
Bersangka baiklah kepada Allah dan bersyukur karena Allah mendatangkan orang yang membuatmu bisa bersedekah dengan nominal jauh berkali-kali lipat dari uang yang kita keluarkan.
Selama ini mungkin sebagian dari kita berpikir seperti ini, “kita sebagai umat islam harus ikhlas dengan apa yang menimpa kita, kalau tidak ikhlas kita tidak dapat pahala, tapi kalau kita ikhlaskan hutang dia, dia termaafkan dan tidak kena tanggungan hutang lagi. Kita udah kehilangan duit, dia enak-enak aja terbebas dari hutang.”
Bukan seperti itu saudaraku. Agama tidak berat sebelah seperti itu, Tuhan Dia juga sama seperti Tuhan kita. Disini Allah Maha Adil, hukum Allah akan berlaku. Kita dapat pahala ikhlas dan pahala sedekah berkali-kali lipat. Namun ingat, perhitungan dia kepada Allah tetap berjalan.
Nabi SAW berkata, “sesungguhnya manusia yang paling baik adalah manusia yang paling baik didalam mengembalikan hutangnya.” Tapi sebaliknya, jika sengaja tidak membayar hutang, ini adalah dosa besar. Nabi SAW berkata, “orang-orang yang menunda bayar hutangnya adalah kedzaliman.”
Orang yang tidak membayar hutang kita adalah orang yang berbuat dzalim. Dan doa orang yang sedang terdzalimi itu makbul. Artinya tidak ada tabir antara dia dengan Allah, sekalipun dia orang kafir. Dalam keadaan seperti itu, apapun doa kita akan terkabulkan oleh Allah, termasuk doa terhadap orang yang mendzalimi kita.
“Apakah baik mendoakan keburukan terhadap orang yang mendzalimi kita?”
Jawabannya, tentu baik atau tidak baik disini “tidak baik”.
Tapi, jika pertanyaannya ‘boleh atau tidak boleh mendoakan keburukan kepadanya’, jawabannya “boleh”.
Karena, orang yang terdzalimi boleh mendoakan keburukan kepada yang mendzaliminya.
Kata Nabi SAW, “Hati-hati dari doa orang yang terdzalimi, walaupun mereka kafir, ahli kitab, tidak ada hijab antara mereka dengan Allah.” Sampai ulama mengatakan, ‘satu-satunya doa orang kafir di terima adalah saat dia terdzalimi’. Semua orang terdzalimi, Allah akan tolong.
Utang dia tidak dibayarkan, disini kita terdzalimi, lantas berdoa kepada Allah supaya Allah hukum,
“Ya Allah, putuskanlah kakinya.”
“Ya Allah, hentikanlah detak jantungnya.” dst
boleh saja, itu hak kita.
Tapi itu tidak baik.
Kalau Allah kasih, misalnya,
kakinya beneran putus,
atau jantungya berhenti,
dia mati,
kan selesai.
Terbalas dendam kita.
Namun ingat, kita tidak dapat apa yang kita inginkan. Duit tidak kembali, pahala berkali-kali lipat dari uang kita tidak juga kita dapatkan, kita juga tidak mendapat janji Allah untuk menghilangkan kesusahan kita di akhirat kelak, dst.
Tapi, kita sebagai orang muslim harus memilih hal yang baik. Doakan saja supaya dapat hidayah. Misal, “Ya Allah berikanlah hidayah kepadanya. Mudahkan lah dia untuk membayar hutangnya secepat mungkin karena saya membutuhkannya.”
Kalau dia dapat hidayah, dia bayar, uang kita kembali. Dan setelah itu dia baik karena doa kita, jadi rajin solat, berbuat baik dan sebagainya, kita panen pahalanya.
Begitu seterusnya.
Belum ada Komentar
Posting Komentar