e-Book "Bacaan Sebelum Yasinan"
Bahaya Bid’ah
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sebenar-benar perkataan ialah Kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad, dan sejelek-jelek perkara itu yang diada-adakan, dan tiap-tiap yang diada-adakan itu bid’ah, dan tiap-tiap bid’ah itu sesat, dan tiap-tiap kesesatan itu di neraka”. [HR. Nasai juz 3, hal. 188]
2. KEDUDUKAN HADITS - HADITS
FADLILAH YAASIIN (ke-1)
Yaasiin qalbul qur’an
Hadits ke-1
Dari Qatadah, dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya bagi setiap sesuatu itu ada qalbu (hatinya), dan sesungguhnya qalbul Qur’an itu adalah surat Yaasiin. Barangsiapa yang membacanya, seolah-olah ia membaca Al-Qur’an sepuluh kali”. [HR. Darimiy juz 2, hal. 456, no. 3266]
Adapun para perawi/sanad hadits tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi SAW — Anas — Qatadah — Muqatil bin Hayyan — Harun Abu Muhammad — Al-Hasan bin Shalih — Humaid bin ‘Abdur Rahman — Muhammad bin Sa’id — Darimiy.
Hadits ini dla’if karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Harun Abu Muhmammad.
Tirmidzi mengatakan : ia itu majhul (mizaanul I’tidal juz 4, hal. 288, no. 9178)
Di tempat lain Tirmidzi juga mengatakan, “Hadits ini gharib, dan Harun Abu Muhammad adalah majhul”. [At-Tarikhul Kabir juz 8, hal. 226, no. 2815]
Hadits ke-2
Dari Qatadah, dari Anas, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya bagi setiap sesuatu itu ada qalbu (hatinya), dan qalbul Qur’an itu adalah surat Yaasiin. Barangsiapa yang membaca surat Yaasiin, Allah mencatatnya dengan bacaan itu sama dengan membaca Qur’an sepuluh kali”. [HR. Tirmidziy dalam ‘Aridlatul Ahwadziy juz 11, hal. 15, no. 2887]
Adapun sanad hadits ini sebagai berikut :
Nabi SAW — Anas — Qatadah — Muqatil bin Hayyan — Harun Abu Muhammad – Al-Hasan bin Shalih — Humaid bin ‘Abdur Rahman Ar-Ruaasiy — Qutaibah dan Sufyan bin Waqi’ — Trimidzi.
Hadits ini dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Harun Abu Muhammad, ia majhul.
Baihaqi meriwayatkan hadits tersebut dengan matan dan sanad yang hampir sama. Perbedaan sanadnya adalah nama Harun Abu Muhammad yang terdapat dalam sanadnya Darimiy tersebut tertulis dalam sanadnya Baihaqiy dengan nama Harun bin Muhammad. Haditsnya sebagai berikut :
Hadits ke-3
Dari Qatadah, dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Bagi setiap sesuatu itu ada qalbu (hatinya), dan sesungguhnya qalbul Qur’an itu adalah surat Yaasiin. Barangsiapa yang membacanya, Allah mencatatnya dengan bacaan itu sama dengan membaca Al-Qur’an sepuluh kali”. [HR. Baihaqi, dalam Syu’abul Iman juz 2, hal 479, no. 2460]
Adapun sanad hadits tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi SAW — Anas bin Malik — Qatadah — Muqatil bin Hayyan — Harun bin Muhammad — Al-Hasan bin Shalih — Humaid bin ‘Abdur Rahman — Qutaibah bin Sa’id — Abu ‘Abdillah Muhammad bin Al-Fadl Az-Zahid — Abul Fadl — Ahmad bin Ismail bin Yahya bin Hazim Al-Azdiy — Abu Sa’ad ‘Abdul Malik bin Abu ‘Utsman Az-Zahid — Baihaqiy.
Hadits ini dla’if karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Harun bin Muhammad (dalam riwayat Darimiy disebutkan Harun Abu Muhammad). Perbedaan semacam ini bahkan menambah kemajhulan Harun Abu Muhammad, dan semakin menyatakan kedla’ifan hadits tersebut. Karena, dengan nama Harun bin Muhammad, berarti itu dua orang, yakni Harun dan Muhammad (bapaknya Harun), lalu perlu dipertanyakan :
Siapakah Harun dan siapakah Muhammad itu ?
Lagi pula nama tersebut dalam kitab-kitab Rijalul hadits tidak tercatat sebagai murid Muqatil bin Hayyan, dan tidak tercatat sebagai guru dari Hasan bin Shalih.
Hadits ke-4
Dari Ma’qil bin Yasar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Al-Baqarah adalah inti dan puncaknya Al-Qur’an.Delapan puluh malaikat turun menyertai setiap ayat, dan dikeluarkan (kalimat) “Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum” dari bawah ‘Arsy, lalu disambungkan dengannya atau disambungkan dengan surat Al-Baqarah. Dan Yaasiin adalah qalbul Qur’an. Tidaklah seseorang membacanya dengan mengharap (ridla) Allah tabaaraka wa ta’aalaa dan kampung akhirat melainkan diampuni dosanya. Dan bacakanlah ia (surat Yaasiin itu) untuk orang yang akan meninggal diantara kalian”. [HR. Ahmad, juz 7, hal. 286, no. 20322]
Adapun sanad hadits tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi SAW — Ma’qil bin Yasar — Abiihi (bapaknya) — Rajulun (seorang laki-laki) — Abiihi (bapaknya, bernama Sulaiman bin Tharkhan At-Taimiy Abul Mu’tamir Al-Bashriy) — Mu’tamir — ‘Arim — Ahmad.
Hadits ini dla’if, karena dalam sanadnya ada dua perawi yang majhul, yaitu Rajulun (seorang laki-laki) dan Abiihi (bapaknya), yang tidak didapatkan keterangan siapakah Rajulun maupun Abiihi itu.
Selain itu, ada rawi yang bernama Sulaiman yaitu bapaknya Mu’tamir yang nama lengkapnya Sulaiman bin Tharkhan At-Taimiy Abul Mu’amir Al-Bashriy. Ia dinyatakan sebagai mudallis terhadap hadits-hadits yang tidak didengarnya dari Al-Hasan dan lain-lainnya (lihat Tahdzibul Kamal juz 12, hal. 13, Mizaanul I’tidal juz 2, hal. 212). Apalagi pada sanad hadits ini ia menerima dari Rajulun (seorang laki-laki) yang tidak disebutkan namanya.
Hadits ke-5
Dari Abdur Razzaaq, dari Ma’mar, ia berkata, “Saya mendengar seorang laki-laki menceritakan bahwasanya pada setiap sesuatu itu ada qalbunya, dan qalbul Qur’an itu adalah Yaasiin.
Hadits ini pun dla’if karena disamping bukan sabda Nabi SAW, Ma’mar menyatakan menerima dari seorang laki-laki yang tidak disebutkan namanya.
Kesimpulan :
Hadits-hadits di atas semuanya dla’if, karena itu tidak dapat dijadikan hujjah untuk menunjukkan bahwa surat Yaasiin adalah qalbul Qur’an.
Kelipatan bacaan Yaasiin
Hadits ke-6
Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan, “Barangsiapa yang membaca Yaasiin satu kali, maka seolah-olah telah membaca Al-Qur’an sepuluh kali”. Dan Abu Sa’id pun berkata, “Barangsiapa yang membaca Yaasiin satu kali, maka seolah-olah ia telah membaca Al-Qur’an dua kali”. Abu Hurairah berkata (kepada Abu Sa’id),“Engkau menceritakan hadits menurut yang engkau dengar, dan akupun menceritakan hadits menurut yang aku dengar”. [HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman juz 2, hal. 281, no. 2466]
Adapun sanad hadits tersebut sebagai berikut :
Abu Hurairah — Abu ‘Utsman — Sulaiman At-Taimiy — Suwaid Abu Hatim — Thalut bin ‘Ibad — Al-Mu’tamir — Ahmad bin ‘Ubaid Ash-Shafar — ‘Ali bin Ahmad bin ‘Abdan — Baihaqiy.
Haditsi ini dla’if, karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Abu ‘Utsman yang menerima dari Abu Hurairah, ia dinyatakan majhul.
Hadits ke-7
Dari Qatadah, dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Bagi setiap sesuatu itu ada qalbu (hati)nya, dan sesungguhnya qalbul Qur’an itu adalah surat Yaasiin. Barangsiapa yang membaca Yaasiin, maka Allah mencatatnya dengan bacaan itu sama dengan membaca Al-Qur’an sepuluh kali”. [HR. Baihaqiy, dalam Syu’abul Iman juz 2, hal. 479, no. 2460]
Adapun sanad hadits tersebut sebagai berikut :
Nabi SAW — Anas bin Malik — Qatadah — Muqatil bin Hayyan — Harun bin Muhammad — Al-Hasan bin Shalih — Humaid bin ‘Abdur Rahman — Qutaibah bin Sa’id — Abu ‘Abdillah Muhammad bin Al-Fadl Az-Zahid — Abul Fadl Ahmad bin Ismail bin Yahya bin Hazim Al-Azdiy — Abu Sa’ad ‘Abdul Malik bin Abu ‘Utsman Az-Zahid — Baihaqiy.
Hadits ini lemah, karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Harun bin Muhammad, ia majhul. Demikian pula hadits yang semakna yang diriwayatkan oleh Darimiy melalui sanad yang sama dengan sanad Baihaqiy di atas, hanya saja Qutaibah bin Sa’id yang ada pada sanad Baihaqiy di atas, pada sanad Darimiy tertulis dengan nama Muhammad bin Sa’id, dan Darimiy sendiri menerima dari Muhammad bin Sa’id tersebut. Kami belum mendapat keterangan yang manakah yang benar, apakah dengan nama Qutaibah bin Sa’id sebagaimana pada sanad Baihaqi, ataukah dengan nama Muhammad bin Sa’id sebagaimana sanad pada Darimiy.
Hadits ke-8
Dari Qatadah, dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya bagi setiap sesuatu itu ada qalbu (hatinya), dan sesungguhnya qalbul Qur’an itu adalah surat Yaasiin. Barangsiapa yang membacanya, seolah-olah ia membaca Al-Qur’an sepuluh kali”. [HR. Darimiy juz 2, hal. 456, no. 3266]
Adapun sanad hadits tersebut sebagai berikut :
Nabi SAW — Anas bin Malik — Qatadah — Muqatil bin Hayyan — Harun Abu Muhammad — Al-Hasan bin Shalih — Humaid bin ‘Abdur Rahman — Muhammad bin Sa’id — Darimiy.
Hadits ini dla’if, karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Harun Abu Muhammad yang dinyatakn majhul oleh Tirmidzi.
Hadits ke-9
Dari Abu Qilabah, ia berkata, “ …..dan barangsiapa yang membacanya (Yaasiin), maka seolah-olah ia telah membaca Al-Qur’an sebelas kali. Bagi setiap sesuatu ada qalbu (hati)nya, dan qalbul Qur’an itu adalah Yaasiin”. [HR. Baihaqi, Syu’abul Iimaan juz 2, hal. 481, no. 2467]
Adapun sanad hadits tersebut sebagai berikut :
Abu Qilabah — Ayyub As-Sakhtiyaniy — Khalil bin Murrah — Ma’mar bin Sulaiman An-Nakhaa-i — Sa’dan bin Nashr — Isma’il bin Muhammad Ash-Shafar — Abul Husain bin Bisyran — Baihaqiy.
Hadits ini dla’if, karena disamping haditsnya maqthu’ (perkataan Abu Qilabah, seorang tabi’in), pada sanadnya ada seorang rawi yang bernama Khalil bin Murrah, nama lengkapnya adalah Khalil bin Murrah Adl-Dluba’i Al-Bashriy, ia oleh Bukhari dinyatakan munkarul hadits, dan haditsnya tidak shahih. [Tahdzibut Tahdzib juz 3, hal. 146, no. 319]
Hadits ke-10
Dari ‘Abdur Razzaaq, dari Ma’mar, ia berkata, “Saya mendengar seorang laki-laki menceritakan bahwasanya pada setiap sesuatu itu ada qalbunya, dan qalbul Qur’an itu adalah Yaasiin. Dan barangsiapa yang membacanya, maka hal itu seimbang membaca Al-Qur’an” atau ia mengatakan, “seimbang dengan bacaan Al-Qur’an seluruhnya. Dan barangsiapa membaca Qul yaa-ayyuhal kaafiruun, sesungguhnya hal itu seimbang dengan seperempat Al-Qur’an, dan “Idzaa zulzilat” seimbang dengan separoh Al-Qur’an”. [HR Abdur Razzaaq, Al-Mushannaf ‘Abdur Rozzaaq juz 3, hal. 372]
Hadits ini dla’if, karena disamping haditsnya maqthu’, Ma’mar mengatakan, mendengar dari seorang laki-laki yang tidak ia sebutkan namanya. Dengan demikian rawi tersebut majhul.
Kesimpulan :
Riwayat-riwayat di atas tidak ada satupun yang shahih (semuanya dla’if), disamping itu matannya pun saling bertentangan. Dengan demikian riwayat-riwayat di atas dla’if sanadnya dan mudltharib matannya. Karena itu jika ingin khatam Al-Qur’an, maka tammatkanlah membaca Al-Qur’an termasuk surat Yaasiinnya.
Belum ada Komentar
Posting Komentar