Nasihat Untuk Yang Sedang Patah Hati
Wanita yang kamu cintai menolakmu? Lantas kamu patah hati karena dia adalah wanita yang sangat kamu cintai. Apalagi cintaimu sudah sebegitu mendalam padanya. Hingga saat dia menolakmu, seolah tidak ada wanita lain di dunia ini selain dia. Lantas kamu sakit, tidak selera makan, mengurung diri dan perbanyak keluhan dan doa kepada Allah. Ibadahmu semakin terjaga ketika merasakan sakitnya patah hati. Dengan harapan akan ada keajaiban dari Allah bahwa wanita itu akan berubah pikiran dan menerimamu kembali. Kamu berdoa sangat keras, mendekat kepada Allah begitu dekat, seolah-olah kalau tidak dengan wanita itu, kamu akan mati.
Kawan, aku akan menasihatimu sesama laki-laki.
Aku akan ceritakan sebuah kisah.
“Dulu ada orang yang rumahnya terancam banjir. Saat tetangganya datang, tetangganya menyeru dia harus ikut bersamanya.
‘Tidak’, katanya, ‘aku menunggu pertolongan Tuhan’.
Airnya terus meninggi. Seorang pria yang naik unta memanggilnya dan mengatakan, ‘naiklah’, katanya, ‘selamatkan dirimu’.
Tidak, aku menunggu pertolongan Tuhan’. Air meninggi hingga atapnya.
Lalu pria dengan perahu datang. Dia masih menolak untuk naik, ‘Aku masih menunggu pertolongan Tuhan’.
Dia tenggelam.
Dan mati.
Saat berhadapan dengan Tuhan, dia sangat marah, ‘Kenapa Kau tak menyelamatkan aku?’, tanyanya.
Tuhan menjawab, ‘Aku telah mengirimkanmu tetangga, Aku telah mengirimu unta, dan telah mengirimu perahu. Sekarang, apa lagi yang kau inginkan?’
Itulah, tak ada keajaiban-keajaiban hari ini. DIA sedang menguji kita. Kita lah yang harus membuat keajaiban kita sendiri.”
Apa yang bisa di ambil dari kisah diatas. Coba renungkan.
Artinya kita tidak boleh bersedih dalam keadaan putus asa terus-menerus sambil menunggu pertolongan Allah. Kita harus keluar dari keadaan itu tanpa mengharap Allah akan mendatangkan keajaiban. Bukankah Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum tanpa kaum itu sendiri yang merubahnya.
Lagipula, kenapa harus patah hati?
Memang cuma satu perempuan?
Memang dengan bersedih dan mendekatkan diri kepada Allah hanya karena patah hati, Allah bisa menerima alasan itu.
Kawan, banyak hamba Allah yang berjenis kelamin perempuan, kayak kehabisan stok wanita saja.
Kita lihat data dari PBB yang telah menerbitkan Laporan Demografi suku pertama 2019 dalam http://www.worldometers.info/world-population;
Ada 7.7 Milyar orang di planet bumi ini.
Laporan menunjukkan :
- Wanita = 5.6 Milyar
- Lelaki = 2.1 Milyar
Tapi dari 2.1 Milyar lelaki:
• 1 milyar sudah menikah.
• 130,000 berada di penjara.
• 70,000 sakit jiwa.
Itu berarti bahwa bumi ini hanya memiliki 1 milyar lelaki yang ada untuk menikah, dan ratio jumlah lelaki dan wanita adalah nisbah 1 : 4.
Dan perlu diketahui dari 1 Milyar lelaki itu :
• 50% menganggur
• 3 % adalah gay
• 1% duda tak mau nikah
• 10% saudara² anda
• 35% berumur 66 tahun keatas.
Artinya dari setiap lelaki produktif normal, ada 8-12 wanita yg membutuhkan.
Jadi janda sudah bisa di pastikan di inginkan oleh 8 atau lebih wanita lain.
Sampai disini paham?
Apa setelah melihat data ini kamu masih bersedih dan seperti tidak ada wanita lain selain dia?
Kalau kamu masih mengurung dirimu dalam satu konsep bingkai kehidupan yang kamu buat sendiri, misal “saya kalau tidak minum kopi di pagi hari kepala saya pusing”
Kalau gak ada kopi, pusing tidak?
Pusing kan.
Kamu sendiri penyebabnya. Kamu sendiri yang mengurung diri dalam bingkai kehidupan yang kamu buat. Padahal selain kopi ada susu, teh, jahe. Banyak pilihan lain. Apa saja minum, bismillah InsyaAllah tidak apa-apa.
Misal lagi, orang-orang yang merokok.
“Saya kalau tidak merokok, tidak bisa berpikir”.
“Saya kalau tidak merokok, tidak percaya diri”,
kan kamu sendiri yang buat.
Padahal kalau kamu tidak tanamkan dirimu dalam keadaan seperti itu, tidak masalah.
“Saya kalau tidak nikah sama dia, bisa gila”. Gila benar nanti.
“Saya kalau tidak nikah sama dia, bisa mati”. Mati benar nanti.
Bodoh itu namanya.
Kalau dia tidak mau, ya sudah, suruh pergi.
Cari yang lain.
Apalagi kalau kamu laki-laki, MasyaAllah memalukan kalau berpikir kerdil seperti itu.
Carilah yang lain, laki-laki itu biarpun aki-aki tetap laku.
Jadi intinya, jangan tunggangi ke istiqomahan dengan patah hati. Nanti kesannya kalau susah baru dekat dengan Allah.
Jangan!
Kata Nabi SAW, “kenalilah Tuhanmu dalam kondisi kamu lagi senang, DIA akan kenali kau disaat susah”.
Sembah Allah bukan karena sedih sedang menghampirimu. Nanti kalau Allah gantiin dan Allah kasih perempuan yang lebih dari dia, dan sudah tidak patah hati, kamu ibadah gak kira-kira. Kan jadi masalah itu. Jadi jangan hubungkan ibadah dengan itu. Karena ibadah tidak ada hubungannya dengan cobaan dunia dan prestasi dunia.
Misal sekarang lagi adzan, kita bukan saatnya menilai, “oh masjid ini aja, saya gak mau masjid yang sana”.
Tidak, tidak seperti itu.
Sholat sekarang.
Orang minta-minta, saatnya kita eksekusi sekarang. Bukan menilai, “oh orang ini masih kuat, tidak seharunya dia meminta minta”. Tapi berilah dia yang mampu kamu beri.
Ada ganti wanita dan cocok, menikah lah. Bukan saatnya menilai lagi mungkin nanti ada yg lebih baik lagi. Nanti kalau ajal datang bagaimana.
Jadi yang belum menikah ini, cepat-cepatlah menikah.
Tunggu apa?
Tunggu Dajjal?
Cari yang lain.
Seperti abg-abg lain yang dengan mudahnya move-on dari patah hati. Mereka punya rumus sendiri. Coba tanya ke mereka, bagaimana caranya mengobati patah hati setelah di putus dari pacarnya. Jawabannya, “cari pacar lagi”.
Dalam konteks ini, carilah wanita lain. Carilah calon istri lain. Carilah yang sekufu denganmu. Yang tarafnya sama denganmu. Jangan terlalu rewel ini itu. Menikahlah, bismillah dan jalani. Punya anak banyak, banyak pahala. Syurga.
Jika rumus diatas susah untuk di jalankan, aku punya rumus dari pengalamanku sendiri bagaimana bisa melupakan seseorang yang sangat aku cintai, tapi entah kenapa dia tidak bersedia menerimaku.
"Move on itu soal begini lho: kamu awasi dia ketika dia emosi/hancur, tunggulah sampai dia melakukan hal konyol (yang menurutmu bukan karakternya). Setidaknya kurang lebih cara pandang kamu terhadapnya berubah. Akal kamu pasti jalan lagi. Lalu cari lagi wanita lain."
Cobalah di rumah.
Dalam konteks ini, carilah wanita lain. Carilah calon istri lain. Carilah yang sekufu denganmu. Yang tarafnya sama denganmu. Jangan terlalu rewel ini itu. Menikahlah, bismillah dan jalani. Punya anak banyak, banyak pahala. Syurga.
Jika rumus diatas susah untuk di jalankan, aku punya rumus dari pengalamanku sendiri bagaimana bisa melupakan seseorang yang sangat aku cintai, tapi entah kenapa dia tidak bersedia menerimaku.
"Move on itu soal begini lho: kamu awasi dia ketika dia emosi/hancur, tunggulah sampai dia melakukan hal konyol (yang menurutmu bukan karakternya). Setidaknya kurang lebih cara pandang kamu terhadapnya berubah. Akal kamu pasti jalan lagi. Lalu cari lagi wanita lain."
Cobalah di rumah.
Belum ada Komentar
Posting Komentar