Angka
Program
keuangan/ pembiayaan mahkota dan poin yang menentukan dari perencanaan
kita. Sebelum memasuki hal ini saya akan mengingatkan kalian bahwa
jumlah total dari tindakkan-tindakkan kita ditetapkan/ ditentukan oleh
masalah angka-angka. angka-angka
Tatkala
kita memasuki kerajaan kita pemerintahan kita yang otoratik akan
menghindari kebodohan membebani massa rakyat dengan pajak, dari prinsip
pemeliharaan diri sendiri mengingatkan bahwa pemerintah memainkan
peranan bapak dan pelindung. Tapi karena organisasi negara memakan
biaya, bagaimana perlu mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk itu.
Karena itu dalam hal ini pemerintah kita akan mengerjakan dengan seksama
masalah keseimbangan itu dengan tindakkan pencegah yang istimewa.
Pemerintahan
kita, di mana raja akan menikmati fiksi legal bahwa segala sesuatu
dalam negaranya kepunyaannya, akan diberi kuasa untuk berlindung kepada
persitaan yang sesuai dengan hukum terhadap semua jumlah setiap jenis
kekayaan untuk pengaturan sirkulasinya dalam negara. Kesimpulannya bahwa
perpajakkan sebaik-baiknya akan di tutupi dengan pajak progresif
terhadap harta kekayaan. Dengan cara ini kewajiban/ iuran akan di bayar
tanpa menekan keras-keras atau merusak siapa pun menurut tingkah
prosentase dari jumlah harta kekayaan.
Orang
kaya harus sadar bahwa adalah kewajibannya untuk menempatkan bagian
harta mereka yang berlebih pada pengaturan negara karena negara menjamin
mereka keamanan hak milik dari kekayaan mereka yang tertinggal dan hak
pendapatan yang ikhlas. Saya katakan ikhlas, karena pengendalian
terhadap harta kekayaan akan menghilangkan perampokkan di atas dasar
hukum.(pen. semacam zakat dalam islam).
Pembaharuan
sosial ini harus datang dari atas, karena waktunya sudah matang untuk
itu -hal yang tak dapat dihindari sebagai jaminan perdamaian.
Pajak
yang dikenakan pada orang miskin adalah bibit revolusi dan membawa
kerugian/ kerusakan negara yang mengejar sesuatu yang kecil yang
akibatnya menghilangkan sesuatu yang besar. Sama sekali jangan dikata
lagi, bahwa pajak terhadap kapitalis merusak pertumbuhan kekayaan pada
tangan swasta di mana pada hari-hari ini kita telah memusatkannya
sebagai imbangan terhadap kekuatan pemerintah (keuangan Negara).
Kenaikkan
pajak menurut ratio prosentase terhadap capital memang akan memberikan
banyak revenue yang lebih besar dari pada pajak perorangan sekarang atau
pejak kekayaan, namun ini adalah alasan satu-satunya yang membangkitkan
kecemasan dan ketidakpuasan di antara rakyat.
Di
atas kekuatan itulah (pen. system pajak tersebut) kita mendirikan/
meneggakkan keseimbagan dan jaminan perdamaian, demi kepentingan dari
hal-hal yang tak dapat dihindarkan sehingga kaum kapitalis sudah
seharusnyalah mengerahkan suatu porsi sari income mereka untuk menjamin
bekerjanya mesin negara. Kebutuhan-kebutuhan negara mesti di bayar oleh
mereka yang tak mungkin meresakannya sebagai beban dan sudah cukup dari
mereka.
Aturan
semacam ini akan menghilangkan kebencian yang miskin kepada yang kaya,
dia melihat dari padanyalah bantuan finansial yang perlu bagi negara,
buat memelihara perdamaian dan kebaikan umum, karena dia mengetahui
bahwa orang yang kayalah membayar alat-alat yang perlu untuk segala
macam kebutuhan ini.
Supaya
pembayar-pembayar dari kelas terpelajar tidak demikian banyak atau
mengecewakan mereka terhadap pembayaran baru itu mereka akan
mempersiapkan perkiraan lengkap dan pos-pos pembayaran, dengan
pengecualian jumlah-jumlah seperti yang disediakan untuk
kebutuhan-kebutuhan singgasana dan lembaga-lembaga administrative.
Siapa
yang memerintah tidak akan mempunyai harta benda sendiri sedikitpun
semuanya dalam negara merupakan warisan dari keturunan bapak, atau
selanjutnya mungkin satu dengan yang lain berlawanan; kenyataannya
maskapai swasta bertujuan mungkin sekali menghancurkan hak milik seluruh
pemilikan umum.
Siapa
saudara yang memerintah, kecuali ahli warisnya, yang akan dipelihara
oleh sumber-sumber negara, mesti memasuki barisan pelayanan negara, atau
mesti bekerja untuk memperoleh hak milik; hak istimewa yang berdarah
raja tidak boleh merampas perbendaharaan negara.
Pembelian,
penerimaan uang atau warisan akan dikenakan pembayaran pajak progresif
bea materai. Pemindahan hak milik / harta benda apa pun, apakah itu uang
atau yang lain, tanpa bukti bea materai ini, yang dengan tegas akan
dicatat/ didaftarkan menurut namanya / balik nama, akan mengembalikan
pemegang pertama yang bertanggungjawab untuk membayar bunga terhadap
pajak dari saat pemindahan jumlah ini sampai dengan penemuan keterangan
yang menyatakan pemindahan barang itu.
Dokumen-dokumen
pemindahan harus dimajukan di kantor perbendaharaan setempat dengan
pemberitahuan mengenai nama, jumlah dan alamat tetap baik pemegang
pertama maupun pemegang yang baru dari harta benda tersebut. Pemindahan
dengan balik nama mesti dimulai dari jumlah tertentu yang melampaui
harga pembelian yang biasa dan sekala kebutuhan dan ini hanya akan di
kenakan pembayaran dengan bea materai dalam prosentasi tertentu dari
unit.
Menentukan dengan tepat perkiraan berapa kali pajak semacam ini akan menutupi revenue negara.
Perbendaharaan Negara harus
menjaga tambahan tertentu dari jumlah cadangan, dan semua yang
dikumpulkan di atas tambahan itu harus di kembalikan ke dalam peredaran/
sirkulasi. Dengan jumlah ini akan diorganisir pekerjaan-pekerjaan umum.
Inisiatif dalam pekerjaan-pekerjaan jenis ini, disebabkan oleh
sumber-sumber negara, dengan kuat akan mengikat kelas pekerja bagi
kepentingan negara dan yang memerintah. Dari jumlah ini juga sebagian
akan disisihkan untuk hadiah bagi usaha-usaha penemuan baru dan yang
berproduktif baru.
Dengan
tidak seharusnya memperhitungkan begitu banyak sebagai unit tunggal/
cadangan kas di atas jumlah tertentu yang diperkirakan secara bebas yang
ditahan dalam perbendaharaan negara, karena uang yang ada diedarkan dan
stagnasi uang macam
apa pun merusak kelancaran mesin/ mekanisme negara, karena
melibatkannya dalam rumah siput/ lingkaran setan; stagnasi ruamah siput
dapat menghentikan pekerjaan mekanisme yang teratur. angka-angka
Mengadakan
subsitusi dengan obligasi untuk bagian alat tukar yang ditubuhkan (pen.
open market policy) benar-benar memasakkan stagnasi ini. Konsekuensi
keadaan ini sudah cukup kita kenal. (pen. kegoncangan harga, krisis
moneter, resesi dan sebagainya).
Lembaga akutansi juga
akan didirikan oleh kita dan di dalamnya pemerintah akan mendapatkan
kapan saja perkiraan yang rangkap untuk pendapatan dan pengeluaran
negara, dengan pengecualian dari perkiraan lancar (pen. current assets)
perbulan, yang belum diterima, dan yang dari bulan sebelunya, yang belum
diserahkan.
Satu-satunya
dan hanya orang yang tidak akan berkepentingan merampoki negara adalah
pemiliknya yaitu pemerintah. Karena itu mengapa pengawasan personilnya
akan menyingkirkan kemungkinan kebocoran dan pemborosan.
Fungsi
pemerintah yang representatif terhadap resepsi untuk kepentingan
etiket, yang menyerap demikian banyak waktu yang tak berguna akan di
hapuskan supaya pemerintah dapat punya waktu untuk pengawasan dan
perhatian. Tenaganya tidak akan dipecah-pecah menjadi bagian-bagian
kecil di antara waktu untuk melayani kesukaan orang sekitar singgasana
untuk kebesaran dan kemulianya, dan hanya berminat pada kepentingan
diri mereka sendiri dan bukan pada kepentingan umum dan negara.
Krisis ekonomi timbul
dengan jalan tidak lain dari pada penarikan kembali uang dari
peredarannya. Kapital maha besar telah stagnasi menarik kembali uang
dari negara, yang tetap punya kewajiban berkenaan dengan kapital
pinjaman yang stagnasi tersebut. Pinjaman ini memberatkan keuangan
negara dengan pembayaraan bunga dan membuat mereka budak obligasi dari
kapital ini…. Kosentrasi industri dalam tangan kaum kapitalis keluar
dari tangan pengusaha kecil telah mengeringkan seluruh hasil keringat
rakyat dan juga dengan mereka dari negara…
Pengeluaran
uang sekarang pada umumnya tidak sesuai dengan kebutuhan per kepala/
perkapita, dan karena itu tidak dapat memuaskan semua keperluan pekerja.
Pengeluaran uang seharusnya sesuai dengan pertumbuhan penduduk karena
itu anak-anak juga mutlak direken sebagai konsumer mata uang sejak hari
mereka dilahirkan. Revisi pengeluaran uang adalah suatu bahan persoalan
bagi seluruh dunia.
Standard emas telah
menyebabkan keruntuhan negara yang mengambilnya sebagai standar mata
uangnya, karena standar itu tidak dapat memenuhi permintaan akan uang,
apalagi karena emas telah teralihkan dari peredarannya sejauh mungkin.
Bagi kita standar yang mesti diintrodusir adalah berdasarkan ongkos tenaga kerja,
apakah itu direken/ dibuat dari kertas atau logam. Kita akan membuat
pengeluaran uang sesuai dengan kebutuhan normal setiap penduduk dengan
menambahkan setiap kelahiran kepada jumlah itu dan menguranginya dengan
setiap kematian.
Perkiraan akan diurus oleh setiap departemen, setiap yang beredar.
Agar
jangan sampai terjadi penundaan pembayaran uang bagi kebutuhan negara
jumlah dan jangka waktu pembayaran semacam itu akan ditentukan oleh
keputusan/ penetapan pemerintah; hal ini akan menghilangkan perlindungan
oleh satu kementrian dari satu lembaga yang dapat merugikan pihak yang
lain.
Pembaharuan
akan dirancang oleh kita dalam lembaga keuangan dan prinsip-prinsip
akan kita pakaikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga tidak akan
memperlihatkan tanda bahaya/ tanda yang menakutkan. Kita akan
menunjukkan perlunya pembaharuan/ undang-undang baru dalam konsekwensi
kegelapan yang kacau balau itu.
Menitipkan
nasib keuangan dengan keadaan yang morat-marit berdasarkan pada
permulaan menyusun budget tunggal yang dari tahun ke tahun berkembang
oleh karena sebab-sebab sebagai berikut: “budget ini terhambat pada
pertengahan tahun ini, maka mereka minta untuk memperbaiki budget itu
dan ini mereka gunakan dalam tiga bulan, kemudian mereka minta pula
tambahan budget, dan seluruhnya berakhir dengan likwidasi budget. (pen.
APBN itu sesungguhnya sama sekali sudah dilikwidir). Tapi karena budget
tahun berikutnya direncanakan sesuai dengan jumlah dari tambahan total, ketekoran tahunan dari
yang pokok/ normal mencapai sebanyak 50 persen dalam setahun, dan
dengan demikian budget tahunan berlipat tiga dalam sepuluh tahun.
Periode pinjaman yang terjadi itu sebagai tambahan dan yang menelan
habis yang tersisa dan menggiring negara menjadi bangkrut. Sayangnya,
karena kelengahan Negara kita dengan metode semacam itu malah diizinkan,
itulah yang sebenarnya mengakibatkan perbendaharaan Negara menjadi kosong
Kalian
harus mengerti dengan sempurna bahwa pengaturan ekonomi dengan cara
ini, yang telah memengarui Negara, tidak boleh dilakukan oleh kita.
Segala
macam pinjaman membuktikan kelemahan dalam negara dan kekurangan
pengertian tentang hak-hak negara (pen. hak kekuasaan atau kemampuan
untuk berbuat sesuatu). Pinjaman bergantung di atas kepala pemerintah
bagaikan pedang Democles, yang seharsnya memungut pajak temporer dari
penduduk mereka, mereka/ pemerintah datang mengemis dengan mengulurkan
tangan kepada banker (IMF, Bank Dunia, dll).
Pinjaman luar negri adalah lintah darat yang
tak ada kemungkinan lagi berpindah dari tubuh negara sehingga mereka
sendiri (pemerintah) jatuh atau negara (rakyat) yang mencampakkan
mereka. Tapi negara (rakyat) tidak mencabik habis mereka; mereka
(pemerintah) terus bertahan dengan keras kepala berperan lagi sehingga
dengan demikian tak mungkin terhindarkan lagi jika mereka (pemerintah)
mesti tewas dihabiskan oleh penumpahan darah dengan sokongan sukarela.
Apakah hakekat pinjaman itu, khususnya pinjaman luar negri? Pinjaman adalah penggunaan devisa kredit pemerintahan
yang mengandung suatu persentase kewajiban/ bunga seimbang dengan
jumlah modal pinjaman. Jika pinjaman itu dikenakan bunga 5 persen, maka
dalam 25 tahun negara membayar bunga dengan sia-sia sejumlah pinjaman,
dalam 40 tahun akan membayar bunga 2 kali jumlah pinjaman, dalam 60
tahun berlipat 3 -dan beberapa lama lagi seluruh sisa-sisa utang itu tak
terbayarkan.
Dari
kalkulasi ini jelaslah bahwa dengan bentuk pajak apa pun per kepala
negara mengarungi ke luar negri uang tembaga sampai yang terakhir yang
diperoleh dari pembayar pajak yang miskin untuk membayar rekening/ utang
ke pada orang-orang luar negri yang kaya raya daripadanya telah di
pinjamkan uang sebagai ganti pengumpulan tembaga ini untuk keperluan
sendiri tanpa tambahan bunga. (tembaga disini dapat mewakili seluruh
logam yang biasa dijadikan mata uang, yang sekarang sudah umum diganti
dengan kertas). Maksud saya disini: mengapa tidak mengumpulkan logam
(emas, perak, tembaga, dll.) dari dalam negri sendiri saja untuk
dijadikan mata uang dari pada mengadakan pinjaman luar negri yang
membawa kesengsaraan rakyat dan kebangkrutan negara. Pilihan ini akibat
termakan oleh teori moneter/ teori ekonomi yang yang mereka terima dari
kalangan kaum intelektual.
Sepanjang
pinjaman dalam negeri hanya memindahkan uang Negara dari kantong yang
miskin ke kantong yang kaya. Tatkala orang-orang kaya itu membeli secara
besar-besaran pribadi yang terpaksa (pen. demonstration effect,
contohnya) agar mentransfer pinjaman itu ke dalam lingkungan luar negeri
seluruh kekayaan Negara ini mengalir ke dalam peti kas mereka
(orang-orang kaya) dan Negara mulai membayar pajak penduduk kepada
mereka, (pinjaman dalam negeri seperti deposito, tabungan, obligasi dan
sebagainya sebagai sumber modal melalui kegiatan bisnis dapat dilibatkan
ke dalam arus perdagangan internasional yang mau tidak mau membuat
Negara kita tunduk dengan kurs wesel yang telah dibenarkan oleh
berbagai teori kurs wesel sebagai tabir bagi orang-orang kaya itu,
dengan demikian ada alasan nilai mata uang mereka selalu turun.
Perusahaan kemaksiatan, korupsi, penyelundupan dan melarikan dana ke
luar negeri merupakan pula di antara sekian caranya).
Jika
kedangkalan pemerintah di atas singgasananya memandang urusan-urusan
negara dan penyuapan/ korupsi para menteri, pejabat pemerintahan atau
kekurangan pengertian mengenai masalah keuangan pada bagian orang-orang
yang memerintah lainnya yang menyebabkan negeri ini pengutang terhadap
perbendaharaan orang-orang kaya itu pada jumlah yang sama sekali tak
mungkin membayarnya pengeluaran uang yang berat dengan penuh kesukaran
tidak diselesaikan tanpa menurut peran mereka para orang-orang kaya itu.
Stagnasi
uang tak akan kita biarkan dan karena itu tidak akan ada obligasi
negara kecuali yang seri satu persen, sehingga dengan demikian tak akan
ada pembayaran bunga kepada lintah darat yang menyedot seluruh kekuatan
negara. Hak mengedarkan obligasi dapat diberikan secara khusus kepada
perseroan yang tidak akan memperoleh kesukaran dalam pembayaran laba,
sedangkan negara tidak membayar bunga terhadap uang yang dipinjamkan
seperti perseroan ini, karena negara meminjam untuk dibelanjakan/ rutin
dan bukan digunakan dalam operasi/ produktif.
Sekarang
surat berharga industri (saham) yang dibeli oleh pemerintah yang dari
padanya menjadi sebagai pembayar pajak atas pinjaman operasi (pen.
pinjaman produktif) yang akan ditransformasikan ke dalam peminjamkan
uang pada keuntungan pemerintah (keuntungan parasit dan tanpa kerja).
Padahal cara ini akan menyetop stagnasi uang, tapi mereka malah merasa
yakin sedang berpacu dalam kemajuan dan kemanusiaan. Seharusnya dalam
pemerintahan sistim teersebut haruslah tanpa bunga, sebab bungalah
sumber kekacauan ekonomi, kemiskinan, dan perang. Sementara ahli-ahli
ilmu social, ekonomi dan filsafat yang mereka cekoki memutarbalikkan
otak dan pandangan manusia sehingga.
Alangkah
jelasnya daya berpikir yang tidak maju dari pemerintah kita ini sebagai
yang ternyata dalam fakta bahwa mereka meminjam dari orang-orang kaya
itu dengan pembayaran bunga tanpa pernah mereka pikirkan bahwa semua
uang yang dipinjamnya itu plus tambahan-tambahan pembayaran bunganya
mesti diperoleh oleh mereka dari kantong negara ini sendiri untuk
melunasi utangnya kepada orang-orang kaya itu (para Banker). Apakah ada
yang lebih sederhana/ mudah dari pada mengambil uang yang mereka
butuhkan dari rakyat mereka sendiri?.
Meraka
(orang-orang kaya itu) telah mengambil keuntungan dari pemerintahan
kita yang korupsi dan lemah untuk melipat gandakan uang mereka 2 kali, 3
kali dan lebih lagi dengan meminjamkan uang kepada pemerintah Negara
ini yang semuanya bukan dibutuhkan oleh Negara (rakyat). Dapatkah
sembarangan orang melakukan serupa itu terhadap pinjaman mereka?......
Karena itu, mereka hanya akan berurusan dengan perincian pinjaman
internal/ dalam negri.
Negara
mengumumkan semacam pinjaman yang berhari jatuh tempo dan membuka
langganan rekening untuk wesel/ kertas berharga mereka sendiri
(pemerintah Negara ini), yaitu kertas berharga yang berbeban bunga
(seperti menjual sertifikat, perbendaharaan negara, dalam rangka politik
diskonto). Bahwa mereka (pemerintah Negara ini) akan berada dalam
jangkauan semua harga yang ditetapkan pada dari seratus sampai seribu;
dan diskonto dibuat untuk langganan/ penanda tangan kertas berharga yang
awal sekali.
Hari
berikutnya, dengan cara yang mereka (para Banker/ orang-orang kaya itu)
buat-buat, harga kertas berharga menaik, (menjadi alasan yang tak
pernah dibuktikan kebenarannya) dan mendorong setiap orang
berlomba-lomba membelinya. Dalam beberapa hari peti besi perbendaharaan
-sebagai yang mereka (para Banker) katakanlah- melimpah, dan lebih
banyak uang dari pada yang dapat pemerintah gunakan secara efektif
(mengapa kesempatan itu di gunakan?). Rekening itu dinyatakan menutupi
banyak kali terhadap total pinjaman yang beredar, yang meliputi seluruh
jatuh tempo surat berharga –lihatlah, pemerintah berkata, betapa
kepercayaan masyarakat terhadap surat berharga/ wesel perintah.
Tetapi
ketika sandiwara yang dimainkan itu menampilkan fakta posisi debit /
pasiva dan telah tercipta sisi debit / utang yang sangat tertekan. Untuk
pembayaraan bunga keadaan yang memaksa pemerintah untuk mencari
perlindungan dengan pinjaman baru, yang tidak memadai tapi hanya
menambahi utang capital. Dan jika kredit/ pinjaman ini sudah terpakai
semua keadaan memaksa pemerintah mengadakan pajak baru untuk menutupi
bukan pinjaman pokok tapi hanya bunganya. Pajak ini adalah suatu debit
yang dilakukan untuk menutupi debit.(pen. ekses politik moneter di atasi
dengan politik perpajakkan).
Kemudian
datanglah waktu untuk konversi, tetapi pemerintah mengurangi pembayaran
bunga tanpa menutupi utang pokok, dan apalagi tak dapat dibuat tanpa
seizin pemberi pinjaman; mengenai maklumat konversi suatu anjuran yang
dibuat untuk mengembalikan pembayaran uang kepada yang tak mampu
menukarkan surat berharganya.
Jika
setiap orang menyatakan diri tidak mampu dan menuntut uangnya kembali,
mungkin sekali pemerintah Negara ini akan binasa oleh siasatnya sendiri
dan dalam posisi insolvent dan tak sanggup membayar jumlah-jumlah yang
diusulkan. Nasib mujur, penduduk (rakyat Negara in) memahami kesulitan
keuangan yang dihadapi pemerintah, akyat memilih kerugian atas nilai
nominal surat berharga/ weselnya dan pengurangan bunga yang diperoleh
dari pada menanggung risiko atas investasi baru dangan uang mereka dan
dengan demikian punya kesempatan yang memperkuat pemerintah untuk
membuang beberapa juta pada sisi debit dari neraca. (Keuangan negara
bangkrut akibat politik moneter pemerintah namun rakyatlah pada akhirnya
memikulnya).
Sekarang,
dengan pinjaman luar negri, tipu daya ini tak dapat dimainkan oleh
Goyim karena mereka tahu bahwa kita akan menuntut semua uang kita
kembali.
Dengan
jalan ini kebangkrutan yang diakui akan benar-benar membuktikan bagi
berbagai negeri ketiadaan cara/ daya upaya apa pun di antara kepentingan
rakyat dan orang-orang yang memerintah rakyat (pemerintah). (pemerintah
tak pernah memahami cara yang efektif untuk menghindarikan/
menghilangkan gap di antara pemerintah dengan rakyat; justru kondisi
inilah yang para Banker butuhkan).
Saya
mohon kalian memusatkan perhatian anda yang khusus terhadap point ini
dan yang berikut: semua pinjaman dalam negeri dikonsolidasi oleh apa
yang disebut pinjaman tebang/ flying loans,
yaitu sebagai jangka pembayaran lebih kurang dekat. Utang-utang ini
terdiri dari uang yang disetor ke bank tabungan dan dana cadangan. Jika
tertinggal lama pada penempatan pemerintah dana-dana ini menguap dalam
pembayaran bunga pinjaman luar negri, dan ditempatkan kembali melalui
deposito dengan rente yang sama.
Itulah
suatu bukti kejeniusan pikiran orang-orang kaya itu bahwa mereka telah
mencari akal untuk menggambarkan kepada pemerintah Negara ini tentang
masalah pinjaman itu dengan penjelasan ilmiah sedemikian rupa sehingga
pemerintah kita bahkan yakin benar menguntungkan bagi mereka. (pen.
silahkan baca buku-buku politik ekonomi dan ekonomi pembangunan karangan
para professor mereka!! Tapi semasih anda kagum dan bangga system
ilmiah mereka mampu merubah anda menjadi sukarelawan mereka tanpa
dibayar dan tak perduli apakah anda sadar atau tidak).
Mengenai
yang saya laporkan kepada kalian pada kali ini, akan saya tambahkan
suatu penjelasan yang terperinci tentang pinjaman dalam negeri/
internal. Mengenai pinjaman luar negri/ asing tidak akan saya bicarakan
lagi, sebab pemerintah telah memberi santapan kepada orang-orang kaya
itu dengan uang nasional Negara ini. Tetapi bagi kita tidak
akan ada istilah asing atau luar negri/ eksternal lagi (jika kita telah
menguasai dunia dengan uang, science dan tekhnologi).
Dan inilah yang terakhir, menambal semua kebocoran pada pembendaharaan Negara ini.
Tatkala
kita menaiki singgasana dunia semua muslihat keuangan ini dan yang
semacam itu, yang tidak sesuai dengan kepentingan kita, akan disapu
bersih sehingga tidak meninggalkan bekas, demikian juga akan hancurkan
pasar uang, karena kita tidak akan mengizinkan prestise kekuasaan kita
di goncangkan oleh fluktasi harga yang menghasut nilai kita, yang
kita umumkan menurut undang-undang pada harga yang menunjukkan harganya
penuh tanpa kemungkinan sedikitpun turun atau naik. (harga naik memberi
dalih akan harga turun, yang memang awal ajaran teori nilai yang
kita bikin untuk si Goyim, silahkan anda pelajari teori nilai dan harga
dari ilmu ekonomi! Mampukah anda menemukan dasar-dasar yang menyesatkan
namun dalam sanduran dan pulasan penuh ilmiah? Bahkan penalaran tajam
tanpa ketaKwaaan membuat semakin mantap dalam kesasaran! penalaran tanpa
taKwa pasti diganti oleh penalaran dengan dominasi instink yang
dibelakangnya dikendalikan iblis mewujudkan sisitem thaghut !). uang
Kita
akan menggantikan pasar uang dengan lembaga-lembaga kredit pemerintah
yang luhur, tujuannya akan menentukan harga dari nilai-nilai industri
menurut pandangan pemerintah. Lembaga-lembaga ini akan berada dalam
suatu posisi untuk melemparkan ke pasar lima ratus juta kertas berharga
industri dalam satu hari atau membelinya semua untuk jumlah yang sama.
Dengan jalan ini seluruh perusahaan industri akan tergantung pada kita.
Kalian dapat membayangkannya betapa kekuasaan raksasa kita dengan
demikian akan menjamin untuk kita sendiri.
Dalam
semua hal demikian jauh telah saya laporkan kepada kalian, saya telah
berupaya melukiskan dengan hati-hati rahasia apa yang akan mendatang,
apa yang lalu, dan apa yang sedang berlangsung sekarang, mengalir dengan
cepat ke dalam banjir peristiwa yang sudah siap datang dalam waktu
dekat, rahasia hubungan mereka (Para Banker) dengan pemerintah dan
rahasia operasi-operasi keuangan.
Mengenai hal ini perlu sedikit saya tambahkan. Dalam tangan kita perlu ada kekuasaan yang amat besar yaitu kekuasaan emas. Dengan begitu dalam dua hari kita dapat memperoleh dari gudang-gudang kita sejumlah berapa saja yang kita inginkan.
Belum ada Komentar
Posting Komentar