Kata Pengantar
Kami
hilang dalam kegelapan, keheningan, dan kelengkapan. Kami bukan orang
yang sekarat, kami hidup namun dalam kekacauan. Kami mati di setiap
malam, dan sendirian dalam banyak arah. Kami tak bisa tidur, tapi kami
juga tak benar-benar terjaga. Dan jika pagi tiba, kami terpaksa hidup
kembali.
Bukan dengan kata-kata, kami melihat semua yang tak kami suka. Dalam senang dan sedih, kami hanya bisa menangis dalam hati.
Kami
adalah juara dari rasa sakit. Kami adalah musim gugur di musim panas.
Kami yang terjebak dalam bayangan hidup, seperti kura-kura yang melawan
kelinci kehidupan. Kami hidup dalam kepalsuan, namun terpaksa
menyebutnya kenyataan. Kami pembunuh impian, namun terpaksa sebut itu kepahlawanan. Dan kami sebenarnya orang baik, namun kami terpaksa jadi pengecut.
Kami
sangat butuh karakter dan kepercayaan. Dua hal agar kami mengenali diri
kami sendiri. Bagi kami hidup bukan untuk makan saja, bukan cuma punya
rumah atau sekedar untuk jalan-jalan. Kami punya impian dan kami sudah
merangcangnya, namun tekanan ini membuat kami tak bisa melakukan hal
yang akan membentuknya. Setiap kali kami membangunnya, tak ada yang
pengertian.
Kami
hanya bisa berkhayal, berharap berubah seperti yang kami inginkan.
Walau kenyataanya tak pernah bisa seperti yang kami mau. Tetap tak bisa
lebih lama lagi kami bertahan dalam siklus yang tiada henti ini. Dengan
beban yang tak selesai-selesai, kami berjalan dengan ilusi ini.
Kami terpaksa salah dalam mengambil pilihan, dan satu persatu yang
tersisa hilang. Bukan tentang cinta atau pun kasih sayang. Namun suatu
kerinduan yang berharga, itulah masa dari sebuah kebebasan. Terlanjur
jauh sudah, dunia yang seperti penjara ini telah menghancurkannya. Dan
lebih menyakitkan lagi, mereka, orang-orang itu, tak seperti yang kami
rindukan.
Kami terjebak dalam system yang dibuat oleh orang-orang disekitar kami. Membuat
kami selalu melakukan sesuatu yang berlainan dengan kata hati. Kami
jenuh dan (kejenuhan ini) telah sampai ditempat yang tertinggi. Kami
jadi banyak bicara, karena kami merasa tak pernah bicara apapun. Kami
menyerah dengan dunia yang seperti ini ini. Kami putus asa dari harapan
yang sedari dulu kami bangun.
Kami
berusaha mencari sesuatu, sesuatu yang juga dicari oleh kebanyakan
orang dalam hidupnya (sesuatu yang bisa membebaskan kami); sebuah
ketenangan dan keselarasan hidup. Tapi kami tidak mengetahui dengan
jelas cara mendapatkannya. Kami sering merasa bingung, merasa banyak
menjumpai kekacauan dan kekalutan batin. Kami di serang oleh
bermacam-macam perasaan yang tidak memuaskan atau yang kurang
menyenangkan hati. Derita, keputus-asaan, dan tiadanya harapan,
melahirkan kekecewaan kami. Bertubi-tubi, dan hingga akhirnya kami tak
bisa peduli lagi. Bagi kami sama saja peduli atau pun tidak.”
“Itulah kami
dulu. Di mana kami penuh dengan keputus-asaan, rasa sakit dan bosan.
Saat kami belajar untuk membenci, kami saling menyakiti. Kami yang
saling benci merasa saling bersalah. Seiring dengan rasa sakit itu,
membuat kami menjadi ramah. Memaksa kami berkembang. Kami tahu
rasa itu, dan kami memikirkannya. Pada akhirnya (sekarang), rasa itu
justru melahirkan kekuatan kami. Di mana penderitaan dan kekecewaan itu
bersatu dalam cinta dan harapan kami, melahirkan kami kembali.
Ketika
kami bosan menunggu, tergeraklah hati ini untuk melakukan impian kami
dulu, apa pun akibatnya. Karena kami tak mau semua berakhir seperti ini.
Sebab, kami punya impian baru yang telah lama kami tunggu. Kami ingin menciptakan dunia beserta keadilan kami sendiri. Dan jika hal ini terus berlanjut, kami benar-benar ingin menjadi seperti Dewa dunia ini. Dan kami yakin, kami lah yang paling benar.
Kami ingin menguasai dunia. Dan saat kami
berada dipuncak dunia, keadaan tak akan seperti ini lagi. Kami akan
melakukan apapun yang kami mau, termasuk melindungi mereka (kaum yang
ketakutan dan yang dimangsa). Dan kami tak takut akan rasa sakit yang akan kami temui.
Dunia ini bukan dunia realitas dalam komik. Dimana keadilan tak akan selalu berpihak pada kebenaran. Keadilan hanya milik orang-orang yang punya kekuatan, tak peduli mereka orang-orang baik atau jahat. Karena ini adalah dunia nyata dalam kenyataan dunia, dunia yang di penuhi dengan ketidak-adilan, kebencian yang ada di mana-mana, dari dulu yang belum ada akhirnya.
Kami
ada disini dan berpikir bagaimana kami bisa mengubah hal itu. Kami
yakin akan kedamaian itu dan kami muncul sebagai bangsa yang mencoba
memimpin dunia pada kedamaian. Kami akan berkelana (keliling dunia)
menyebarkan kepercayaan itu. Hingga suatu saat nanti dimana semua orang
akan saling mengerti satu sama lain. Dimana tak akan ada lagi kedamaian
hanya milik Negara-Negara besar (yang mengorbankan Negara-Negara kecil).
Kami tak hanya akan duduk disini dan menunggu (sampai ada yang membawa
kedaiaman itu). Kami akan menghancurkan kutukan itu. Jika di sana masih
ada kedamaian, kamilah yang akan menemukannya.
Kami
sepenuhnya akan mengubah dunia. Kamilah bangsa yang diramalkan itu.
Kami adalah pemimpin dimana kami berada. Keyakinan kami yang lebih baik
dari rencana apapun. MIMPI KAMI ADALAH MENJADI LEBIH DARI SEKEDAR RAJA.
DAN ORANG LAIN AKAN TAHU KEMAMPUAN KAMI.”
Anda
baru saja membaca curahan dari rumusan singkat perasaan saya, yang
secara keseluruhan tak akan memakan waktu Anda. Dimana Anda hanya butuh
sesingkat mungkin untuk membaca dan memahaminya.
Rumusan
di atas cuma fiktif belaka, yang saya gunakan untuk memancing daya
imajinasi Anda. Di dalamnya Anda akan menemukan di mana saya duduk dan
mengartikan sendiri tehadap pertanyaan-pertanyaan yang selama ini
mengganggu tidur saya—pertanyaan-pertanyaan yang selama ini ingin saya
temukan jawabannya, namun sulit saya temukan.
Dan
kini, hampir semuanya terjawab....walau mungkin tidak semuanya. Kini,
saya mengundang Anda untuk masuk ke dalam dunia pikiran saya, dunia
imajinasi, dan dunia kreativitas yang saya ciptakan. Bacalah dengan
pandangan yang terbuka, dengan pikiran yang tidak kaku, dan hati yang
kosong! Gunakan imajinasi Anda! Ciptakan layar lebar di depan Anda dan
visualisasikan semuanya!
Bukalah
sebuah gerbang baru pemikiran ini melalui dialog tanpa batas! Anda akan
mengetahui tentang cara berpikir seseorang yang melihat dunianya.
Isinya adalah rumusan dan curahan hati saya saja. Namun juga banyak
fakta yang saya bubuhkan (bahkan mungkin lebih banyak). Anda bisa
membacanya seperti membaca sebuah novel, dan layak untuk Anda
pertimbangkan, dan tidak wajib untuk Anda yakini dengan mentah-mentah!
Saya
ingin, Anda memahami dan membandingkan saja. Jika nanti tak masuk
dalam pola pikir Anda, ambillah ini sebagai sesuatu yang tak berharga untuk tidak diikuti.
Di
sepanjang halaman buku, Anda akan melihat bahwa pada tempat-tempat
tertentu saya menggunakan awalan huruf “A” besar untuk kata “Anda”.
Juga, Anda akan melihat banyak kata-kata “kami, saya, kita, aku, ku,
dll”. Alasan saya adalah saya menginginkan Anda sebagai pembaca,
merasakan dan mengetahui bahwa saya telah menciptakan buku ini untuk
Anda. Benar-benar untuk Anda.
Ketika
saya mengucapkan “Anda, kami, saya, aku, ku, dsb”, saya berbicara
secara pribadi kepada Anda. Niat saya adalah agar Anda merasakan
hubungan pribadi dengan halaman-halaman buku ini. Karena buku ini memang
saya ciptakan untuk ANDA. Ketika Anda menjelajahi halaman-halamannya
dan mempelajari dunia saya, Anda akan menyadari bagaimana Anda bisa
mendapatkan atau mengetahui segala sesuatu yang Anda belum tahu. Anda
akan menyadari siapa sesungguhnya diri Anda. Anda akan menyadari
keagungan sejati yang sedang menanti Anda.
Tak lupa, saya akhiri dengan kata-kata, “Sesuatu
yang dulu tak pernah dipandang artinya tengah menunggu untuk
dibongkar…..dan tak lama lagi, di masa mendatang, hal itu akan terjadi.”
Belum ada Komentar
Posting Komentar