Pria dan Keabadian
Dengan sebagian dari diriku yang masih hidup, masuklah bisikan malaikat ke dalam duniaku. Mereka mencurahkan perhatian pada kerinduanku. “Untukmu yang tengah gundah, meski Imam Ahmad pernah berkata bila dia ingin tinggal di jalan-jalan di sela-sela gunung-gunung yang ada di Mekah agar tidak dikenal. Tapi tahukah, pria itu diburu oleh keabadian, dan bertanyalah pada diri kalian sendiri, akankah sikap kalian nanti dikenang hingga berabad kemudian? Akankah orang asing yang mendengar nama kalian lama setelah kalian mati, ingin tahu siapa kalian, betapa gagah berani kalian berperang, betapa besar kalian mencintai?
Kalian harus tahu, tanggung jawab kalian telah datang jauh sebelum kalian lahir. Tuhan ingin kalian berperang disana. “Mungkin kalian akan hidup damai jika kalian tetap tinggal disini. Kalian akan menemukan wanita cantik, kemudian menikahinya. Dan kalian akan memiliki pasangan hidup yang menyayangi kalian, dan segera kalian akan mempunyai anak, juga keturunan. Dan tentu mereka akan menyayangi kalian.
Tapi lambat laun usia memakan kalian, dan kalian akan meninggalkan dunia ini. Kalian akan dimakamkan di tempat yang tak jauh dari rumah kalian. Saat kalian pergi (meninggal-red), mereka akan mengingat kalian selama beberapa tahun. Tapi mereka akan menyusul kalian dikemudian hari, dan nama kalian akan hilang bebarengan dengan meninggalkannya mereka. Apakah yang seperti itu yang namanya hidup?
‘TIDAK’
Kalin para lelaki harus jadi permbicaraan di panggung sejarah peradaban dunia. Satukan penderitaan dan harapan kalian dalam cinta. Lambangkan diri kalian sebagai jiwa yang penuh dengan tantangan menatap bahaya. Rumuskanlah bila hidup bukan sekedar tabah menghadapi pemderitaan, akan tetapi mencintai penderitaan itu. Hiduplah dalam nilai dan semangat bahaya. Hiduplah ditepi gunung api yang aktif. Jelajahilah lautan dengan kapal-kapal dan hiduplah dalam keadaan perang (jihad-red)”
Karena kalian adalah mayat yang masih saja berjalan kian kemari untuk mencari makan dan pakaian, dan intan permata serta kekayaan yang hanya menyenangkan jasmani kalian secara sementara. Meski kalian duduk di kursi yang empuk pada rumah kalian yang bagus, tak meyadari bahwa diri kalian, harta kekayaan yang kalian miliki di dunia ini, akhirnya akan hancur dan sirna. Begitu juga tubuh kalian.
Apakah kalian tidak tahu bahwa kalian adalah badan bertempalan darah yang bakal kering, tulang yang bakal hancur, dan daging yang bakal busuk? Kalian terkurung oleh jasad yang menjijikkan. Dan tak ingatkah kalian akan kematian? Ketampanan kalian nanti hanyalah bakal makanan ulat. Dan tubuh kalian akan dikerumuni belatung.
“Semenjak kalian hidup dalam tingkah laku kasar dalam kesenangan-kesenangan singkat, kalian jarang punya jangkauan pada hari esok. Aku tak mau hidup menyedihkan seperti itu. Kalian ibarat bangkai-bangkai berserakan dan berkeliaran kemana-mana yang banyak sekali jumlahnya. Dunia ini hanya di penuhi mayat.”
Namun begitu kalian masih suka sombong, bangga dengan kekayaan kalian, tak sadar bahwa diri kalian adalah bakal bangkai. Tetapi mengapa kalian merasa diri kalian mulia dan bahagia? Harta benda merupakan sarana kenikmatan bagi panca indra, tetapi kebanyakan manusia tak sadar bahwa harta benda merupakan penggoda kalian sebagai manusia yang menyebabkan kalian terikat pada dunia ini.
Jadi,
Pergilah kawan, pergilah kebumi jihad. Karena kalian masih belum tepat mengukur seberapa besar kemenangan kalian. Pergilah mengejar kesempurnaan, dengannya kalian akan mendapatkan kemulyaan. Meski kalian takkan pernah kembali; karena kemulyaan berjalan seiring dengan kematian. Tapi selama ribuan tahun mereka akan menulis cerita kemenangan kalian. Dunia akan mengingat nama kalian. Karena menantang rintangan dan penderitaan itu lebih mulia daripada surut kebelakang dan menuju ketentraman.”
Sungguh, seperti aku yang ingin selalu menjadi pembicaraan diatas panggung sejarah peradaban dunia. Karena kuyakin, ikatan kesejahteraan, emosi, dan khususnya kebanggaan terhadap kitab suci serta kebanggan sebagai umat pilihan Tuhanlah yang akan membentuk kalian.
Dan sungguh, seperti aku yang juga sangat ingin terbunuh dijalan Allah, agar aku bisa hidup dalam alam lain, tempat aku akan mendapatkan kenikmatan disisi Allah. ‘Karena penghapus terbesar terhadap kesalahan-kesalahan manusia dan jalan pintas untuk memperoleh kebaikan adalah dengan menjadi penegak kalimat “LAAILAHAILALLAH”.
“Masa kejayaan dan kehancuran itu, Allah pergilirkan diantara manusia. Agar kita mendapat pelajaran. Dan agar terlihat oleh kita mana yang beriman dan mana yang kafir. Dan agar kita dijadikan-Nya gugur sebagai SYUHADA. Dan agar Allah membersihkan dari dosa-dosa kita dan membinasakan orang kafir.”
Belum ada Komentar
Posting Komentar