Depotisme
Sebelumnya,
harus diperhatikan bahwa manusia yang bernaluri buruk jauh lebih banyak
jumlahnya daripada manusia yang bernaluri baik. Betapa suatu negara
menghabiskan tenaganya sendiri dengan kegoncangannya sendiri, betapa
perselisihan-perselisihan intern menggiringnya ke bawah kekuasaan musuh
dari luar dalam keadaan apa pun dapat diperhitungkan suatu kerugian yang
tak dapat diganti/diperbaiki lagi.
Adalah
perbuatan jahat tanpa dasar dari pihak pemerintahan mafia itu yang
melata dengan perut menunjukan kekuatan, tanpa ampun terhadap yang lemah
(rakyat), tanpa belas kasihan kepada yang bersalah dan cenderung
berbuat kejahatan, tak mampu menahan pertentangan-pertentangan yang
dilahirkan system masyarakat yang bebas.
Dari
diktator perdamentri (seperi Bismark) hari ini para rakyat menderita
dengan penuh kesabaran dan menahan (memikul) semacam penyalahgunaan hak
(kekuasaan) sekurang-kurangnya mereka yang dikepalai pemimpin sekarang
ini.
Apakah yang mengendalikan mereka itu?
Apakah yang membantu memimpin/membimbing mereka selama ini? Dan karena
itu hasil yang amat baik diperoleh dalam memerintah mereka itu bukan
hanya dengan metode diskusi akademis saja, namun dengan melalui metode
kepatuhan mutlak pada pemimpin.
Apakah
bentuk pemerintahan administratip yang dapat di berikan kepada
masyarakat yang di dalamnya korupsi telah merembes di mana-mana, dimana
kekayaan hanya diperoleh dengan taktik tipu daya setengah tipuan yang
licik menakjubkan; di mana kelonggaran kendali; di mana moralitas dijaga
dengan ukuran-ukuran hukuman dan undang-undang yang lalim bukan dengan
prinsip-prinsip yang diterima dengan suka rela; di mana perasaan cinta
kepada agama dan negri di basmi oleh keyakinan cosmopolitan/ humanisme?
Apakah
bentuk pemerintahan yang akan diberikan kepada masyarakat-masyarakat
ini jika bukan despotisme yang akan saya jelaskan nanti? Kita akan
menciptakan suatu sentralisasi pemerintahan yang diintensifikasi agar
supaya tergenggam dalam tangan kita seluruh kekuatan masyarakat. Kita
akan mengatur secara mekanis seluruh tindakan-tindakan kehidupan
politik dari warga negara taklukan kita melalui undang-undang baru.
Undang-undang ini akan menarik satu demi satu seluruh kesenangan dan
kebebasan yang dulu telah dibenarkan , dan kerajaan kita akan dikenal
sebagai suatu despotisme yang berproporsi amat bagus untuk setiap saat
dan disetiap tempat dalam suatu posisi untuk menyapu bersih setiap orang
yang melawan kita baik dengan perbuatan maupun dengan perkataan.
Pada
permulaan struktur masyarakat, rakyat ditundukan oleh kekuatan yang
brutal dan buta, kemudiannya oleh hukum yang merupakan kekuatan yang
tersembunyi. Saya menarik kesimpulan yaitu oleh hukum alam benar-benar
terletak dalam kekuatan. Ingatlah contoh ketika Italia, berhujan darah,
tak pernah menjamak sehelai ramputpun dari kepala Sulla yang telah menumpahkan darah itu. Sulla menikmati
pertunjukkan kekuatannya di depan mata rakyat, meskipun mereka telah
dikoyak-koyaknya, tapi keberaniannya kembali ke Italia membentenginya
dengan tak dapat diganggu gugat. Rakyat tidak pernah menyentuhnya yang
menghipnotis mereka dengan keberanian dan kekuatan jiwanya.
Adalah hanya dengan suatu perintah yang despotic (mutlak) perencanaan-perencanaan
kita dapat dilaksanakan dengan seksama secara luas dan terang dengan
sedemikian cara untuk mendistribusikan keseluruhan itu dengan tepat di
antara beberapa bagian mesin-mesin Negara. Dari konklusi ini tak dapat
dihindarkan mau tak mau bahwa pemerintahan yang memuaskan bagi negeri
manapun adalah pemerintahan yang berkonsentrasi pada tangan satu orang
yang bertanggung-jawab.
Despotisme
yang seluruhnya berada di tangan kita, mengulur/menjangkau sampai pada
jerami-jeraminya sehingga negri itu harus mengunakannya. Karena jika
tidak, akan tenggalam.
Tanpa despotisme (absolutisme) tak
ada yang dapat eksis, karena peradapan yang dilanjutkan bukan oleh
massa tetapi oleh pemimpin mereka, siapa pun orangnya. Orang yang biadab
akan mempertunjukkan kebiadabannya pada setiap kesempatan. Pada saat
itu jika mereka memegang kebebasan dalam tanganya, dengan cepat merubah
menjadi anarki yang mana di dalam dirinya terdapat tingkat kebiadapan
yang sangat tinggi.
Mari
kita lari cepat melalui jalan penaklukan yang secara diam-diam tanpa
terasa, agar punya hak untuk menetapkan sesuatu hal tanpa menarik
perhatian orang lain dan memutuskan hukuman sesuai perbuatannya agar
lebih memuaskan di semua pihak, perlu menghasilkan ketaklukan/kepatuhan
yang buta. Justru dengan itulah factor kekuatan yang amat besar dalam
negara: bukan sekedar untung tapi juga atas nama kewajiban, demi
kemenangan, kita akan tetap mengikuti program paksaan akan kepatuhan
mutlak dan daya upaya meyakinkan.
Doktrin
perhitungan yang seimbang (pas) dengan teliti sekuat cara-cara
(alat-alat) yang akan kita gunakan. Karena itu cara-cara itu sendiri
tidak melibihi doktrin kekerasan yang kita perlukan untuk menang dan
mengiring seluruh pemerintahan ke dalam penundukkan (penaklukan) di
bawah Super Gaverment yang
kita punya. Cukup bagi mereka untuk tahu bahwa tak ada ampunan bagi
semua penghalang sehingga mereka berhenti dan tunduk pada kita.
Tak pernah berhenti untuk berfikir bahwa orang-orang yang kaya baru (kaum bojuis) yang terpilih di antara rakyat untuk menjalankan pemerintahan untuk berpolitik itu buta: Bahwa yang mahir walaupun bodoh masih dapat memerintah, yang
tak mahir bahkan jika dia jenius tidak memahami seluk beluk politik
adalah sama saja buta - semua hal ini tidak ada yang
mempertimbangkannya. Pemerintah
dinastilah yang terus menerus memperhatikan hal ini bersandar kepada
Bapak (maksudnya raja) mengajarkan pengetahuan masalah-masalah politik
kepada putranya sedemikian bijaksana sehingga tidak ada orang lain yang
mengetahuinya kecuali anggota-anggota dinasti dan tak ada orang yang
dapat mengkhianati. Sedangkan waktu berlangsungnya peranan dinasti
tentang penyerahan kedudukan dengan tepat bagi yang berkemampuan
mengenai masalah politik lenyap, justru hal inilah yang mendorong
suksesnya missi kita.
Kami akan menunjukkan bahwa kemajuan akan menggiring seluruh rakyat kepada kedaulatan akal (pikiran). Despotisme
kita akan bekerja dengan seksama; karena mengetahui bagaimana cara
kekerasan yang bijak untuk menenangkan semua kegelisahan, untuk membakar
habis seluruh lembaga-lembaga Liberalisme.
Setiap
Republik menempuh beberapa babakan. Babakan pertama pada hari-hari awal
yang diliputi oleh kemurkaan gila oleh rakyat yang telah dibutakan,
terombang ambing kesan kemari, ke kanan dan ke kiri. Babakan kedua
adalah demagogy daripadanya dilahirkan anarkis, dan akhirnya tak
terhindar lagi akan membawanya ke despotisme yang sedikit pun tidak lagi
ilegal dan terbuka yaitu despotisme yang bertanggungjawab, namun tak
kelihatan dan tersembunyi penuh dengan rahasia, akan tetapi meskipun
demikian despotisme yang sangat peka dalam tangan suatu organisasi
rahasia atau lainnya, yang tindakkan-tindakkannya lebih sebanyak yang
dia lakukan dibelakang tabir, dibelakang punggung-punggung dari segala
jenis agen, pergantian di antara mereka tidak hanya tidak mempengaruhi
yang merugikan tetapi sesungguhnya membantu angkatan rahasia kita
bekerja dengan aman dan selamat, kita bersyukur dengan adanya
perubahan-perubahan yang terus-menerus, dari kebutuhan akan pembelanjaan
sumber-sumbernya dengan bantuan jasa-jasa jangka panjang.
kita
akan jadi sesuatu kekuatan internasional yang tersembunyi, sebab jika
diserang oleh beberapa negara kita akan dibantu oleh negara-negara lain.
Kita, bahkan tempat tinggal kita pun harus tetap misterius tak dikenal
oleh seluruh rakyat. Jika kita akan dikatakan bahwa despotisme seperti
yang saya bicarakan itu tidak konsisten dengan kemajuan zaman ini, tapi
saya nyatakan kepada kalian yang sebenarnya.
Pada
zaman tatkala rakyat memandang raja di atas takhtanya sebagai suatu
penjelmaan kehendak Tuhan, mereka tuduk tanpa suatu pertumpahan darah
terhadap kekuasaan raja yang mutlak : tapi sejak saat tatkala kita
menyelundupkan ke dalam pikiran mereka konsepsi tentang hak-hak asasi
mereka sendiri mereka mulai menganggap penempatan mahkota warisan
sebagai hal yang biasa fana harus berakhir. Keberkahan Tuhan telah jatuh
dari kepala raja pada pandangan rakyat, dan tatkala kita juga membekali
mereka dari kepercayaannya terhadap Tuhan kekuatan kekuasaan dicampakan
di atas jalan raya ke dalam tempat milik umum dan akhirnya kita ambil.
Ada
yang genius dipihak bangsa oposisi yang mau berjuang melawan kita, tapi
pendatang baru ini bukan tandingan bagi kita. Kita akan membuat
seolah-olah orang yang genius dipihak mereka sudah demikian terlambat
datangnya.
Bagaimana caranya?
Seluruh roda permesinan seluruh Negara yang berlangsung dengan kekuatan motor, harus terletak pada tangan kita, dan motor (penggerak) permesinan/ mekanisme negara-negara itu adalah Emas.
Meliputi
seluruh Negeri, dan dengan menggunakan hubungan-hubungan dengan yang
lainnya, juga di kontinen-kontinen yang lain, kita mesti menciptakan
kegaduhan, pertentangan dan permusuhan diantara para mafia-mafia itu.
Dalam suasana yang demikian itulah kita akan memperoleh keuntungan berganda.
Pertama-tama kita harus mengendalikan seluruh negri, karena itu mereka
akan tahu benar bahwa kita punya kekuasaan kapanpun kita mau untuk
menciptakan kegoncangan mereka atau untuk memulihkan ketertiban rakyat.
Seluruh Negeri harus dibiasakan untuk melihat kita suatu kekuatan yang
tak terhindarkan.
Kedua
melalui kekuatan yang kita punya, kita akan mengusutkan seluruh
benang-benang yang telah terbentangkan ke dalam tubuh cabinet
pemerintahan mafia Negara itu dengan menggunakan alat-alat politik,
perjanjian-perjanjian ekonomi, atau kewajiban-kewajiban pinjaman. Agar
cara ini berhasil kita akan menggunakan muslihat dan penetrasi yang
ulung selama mengadakan perjanjian dan persetujuan. Tapi, sebagai
pertimbangan-pertimabangan apa yang yang disebut bahasa resmi, kita akan
berpegang dengan taktik-taktik yang berlawanan dan berlagak tulus dan
luwes. Dalam hal ini rakyat dan pemuda yang telah kita didik akan tetap
terus menerima kita sebagai penolong dan juru selamat umat manusia.
Kita
harus punyai De facto kita sendiri, agar kita bisa menghapuskan setiap
macam peraturan kecuali yang kita punya meskipun de jure dari
mafia-mafia itu masih tetap banyak yang baik. Sekarang, jika mereka
membangkitkan protes terhadap kita, itu hanya proforma terserah
kepada kita, dan dengan pengarahan kita, karena anti KITA tak
terhindarkan kepada kita karena management persaudaraan kita kurang (tak
ada kompromi dengan para mafia).
Bagi
kita, tidak ada perintang yang membatasi lapangan kegiatan kita. Super
Gavernment kita hidup dalam kondisi extra legal yang dinyatakan menurut
terminology yang diterima umum istilah yang penuh energetik dan
kepatuhsn mutlak, yaitu depotisme.
Saya berada pada suatu posisi untuk menceritakan kepada kalian dengan
kesadaraan yang jelas bahwa pada waktu yang tepat, kita, pembuat
undang-undang akan menjalankan keputusan dan hukuman yang pantas, dan
kita akan menghukum yang memang bersalah tanpa kasihan; kita, sebagai
kepala dari seluruh pasukan kita, didudukan di atas kuda pemimpin.
Kita
memerintah dengan kemauan yang dipaksakan, sebab pada tangan kita ada
pecahan-pecahan partai yang dahulunya kuat, yang sekarang kita
taklukkan. Dan
senjata pada tangan kita adalah ambisi tanpa batas, yang membakar tanpa
ampun terhadap pemikiran yang menjauhkan dari tujuan.
Kita
menggunakan orang-orang kita untuk mengerjakan segala macam opini. Kita
kendalikan mereka semua pada tugasnya. Setiap mereka menurut
perhitungannya sendiri atau menghanyutkan sampai sisa-sisa kekuasaan
yang terakhir, berjuang untuk meruntuhkan susunan-susunan dan
nilai-nilai bentukan pemerintah yang disebut para mafia itu. Dengan
tindakan-tindakan ini mereka itu akan berada dalam rasa kesiksaan.
Mereka
pikir mereka akan berjuang untuk mencapai kesejahteraan seperti yang
mereka inginkan, walau mereka juga siap mengorbankan apa saja demi
perdamaian mereka sendiri. Tapi kita tidak akan memberinya perdamaian
sampai mereka mengetahui dengan terbuka akan Super Government kita yang
bersifat internasional dan mereka harus tunduk dengan penuh hidmat.
Kita
punya alasan takut akan ikatan persatuan antar kekuatan dari mereka
dengan kekuatan yang buta dari kalangan rakyat jelata, untuk itu kita
mempersiapkan semua ukuran-ukuran yang perlu untuk menghadapi setiap
kemungkinan semacam itu. Di antara kekuatan yang satu dengan kekuatan
yang lain dari mereka, kita mesti mendirikan kubu pertahan dalam bentuk saling terror diantra mereka. Dengan jalan ini kekuatan dari kalangan rakyat tetap menopang kita dan kita, dan hanya kita, akan mempersiapkan pemimpin bagi mereka dan tentu saja mengarahkan mereka sepanjang jalan yang menuju ketujuan kita.
Untuk mengamankan ini kita mesti mengajarkan pemilu tanpa
membedakan golongan dan kualifikasi (sifat pemilu yang umum) agar dapat
menetapkan suara mayoritas absolute, yang tidak mungkin dapat diperoleh
dari golongan hartawan dan ilmuan/ intelektual dari kalangan para
mafia. Dalam hal ini, kita akan menghancurkan kepentingan kelompok
mereka dan menyingkirkan kemungkinan pemikiran perorangan yang membuka
rahasia ini, karena rakyat jelata kita pegang, tidak akan membiarkan
mereka (yang bukan antek ) menjadi pemimpin bahkan tidak diberikan
kesempatan untuk didengarkan pendapatnya sekalipun.
Mesti
kita didik rakyat jelata untuk terbiasakan hanya patuh kepada kita
dengan penuh ketaatan dan perhatian. Dalam hal ini kita akan menciptakan kekuatan yang sangat tangguh yang tidak akan pernah berada pada suatu posisi untuk bergeser kearah mana saja tanpa bimbingan agen-agen kita yang kita setel sebagai
pemimpin-pemimpin rakyat. Rakyat akan tunduk kepada kita sebab mereka
tahu bahwa penghasilannya, pemuasan kesukaannya, dan segala macam
kebajikan tergantung dari pemimpin-pemimpin kita ini.
Pola pemerintahan yang sudah siap pakai berasal dari satu otak sebab
hal itu tidak pernah akan digenggam dengan ketat jika dibenarkan
bersibak ke dalam beberapa bagian dalam pemikiran orang banyak.
Tuhan
menganugerahi kita, umat pilihannya, hadiah pemencaran (keseluruh muka
bumi), dan hal ini rupanya membawa kelemahan kita selanjutnya telah
datang seluruh kekuatan yang sedang mengantarkan kita ke pintu gerbang
kedaulatan dalam dunia kita nanti. Sekarang tinggal tidak banyak lagi
bagi kita untuk membangun pada pondasi yang kita letakkan.
Jika
sekarang sudah siap kita akan memiliki sendiri pikiran-pikiran
masyarakat sedemikian rupa sehingga mereka semua mendekati memandang
peristiwa-peristiwa dunia melalui kaca mata berwarna yang kita pasang di
hidungnya agar mereka dapat melihat kebaikan di setiap peristiwa. Jika
sekarang sudah siap tidak satu negarapun yang ada penghalangnya bagi
kita untuk masuk ke dalam apa yang para mafia namakan rahasia negara;
maka betapa posisi kita berada, tatkala kita akan diumumkan tuan dunia yang agung dalam diri raja kita untuk semesta dunia kita.
Tatkala kita berada pada periode depotisme baru yang merupakan transisi ke
kedaulatan penuh, kita tidak akan membenarkan pembukaan rahasia
sedikitpun oleh perss dalam bentuk kecurangan umum apa pun. Suatu
keperluan bahwa depotisme baru
itu akan direncanakan untuk sedemikian memuaskan setiap orang dengan
sempurna sehingga kejahatan lenyap. Kasus dari manifestasi kejahatan
akan tetap dikenal hanya oleh korbannya dan yang sempat
menyaksikan-tidak lebih.
Tatkala
kita memasuki kerajaan kita, kita tak akan sudi adanya agama manapun
yang lain kecuali agama yang bertauhid hanya kepada Tuhan Yang Esa.
Kepadanyalah kita begantung dengan kedudukan kita sebagai manusia pilihan dan
dengan perantaraan-Nya kita yang senasib di satukan dengan nasib dunia.
Karena itu kita akan menyapu bersih semua bentuk kepercayaan yang lain,
sebab agama atau kepercayaan selain agama kita adalah agama buatan
manusia, bukan dari Tuhan.
Atheisme
yang telah lahir ratusan tahun yang lali itu tidak akan mencampuri/
merintangi pandangan kita, malahan akan membantu sebagai suatu
peringatan bagi para generasi untuk mendengarkan khotbah kita mengenai
agama. Bahwa dengan system yang stabil dan yang dikerjakan dengan
seksama-teliti telah menggiring seluruh umat manusia ke dalam penaklukan
kita. Disitu kita akan mengutamakan hak-Nya yang Gaib, yang menjadi
landasan -apa yang kita katakan- kekuasaan-Nya yang mendidik.
Maka
pada setiap kesempatan yang mungkin kita akan menerbitkan
artikel-artikel yang isinya menjanjikan perbandingan antara pemerintahan
kita yang penuh berkah dengan pemerintahan-pemerintahan masa lampau.
Karunia ketenangan yang diperoleh setelah melalui agitasi dengan paksaan
selama berabad-abad, akan membawa ke dalam kehidupan yang lebih tinggi
kebajikan yang akan kita berikan. Kesalahan-kesalahan pemerintahan para
mafia yang dulunya memegang pemerintahan akan kita lukiskan dalam
perlawanan umum yang penuh semangat. Kita akan menanamkan semacam
kebencian pada mereka sehingga rakyat lebih suka akan ketenangan dalam
suatu negara dari pada membual tentang hak-hak asasi dan kebebasan yang
ternyata menyiksa peri kemanusiaan dan menguras habis sumber-sumber
eksistensi manusia, sumber-sumber mana yang telah dieksploitir oleh
mereka petualang-petualang yang tidak tau apa yang mereka lakukan.
Tatkala
kita pada akhirnya dengan pasti memasuki kerajaan kita yang
dipersiapkan di mana-mana selama pada suatu hari dan hari yang sama,
sesudah ketidak-pecusan seluruh bentuk pemerintahan yang ada telah
diumumkan dengan tegas (dan tidak ada kesempatan sedikitpun yang
dilewatkan sebelum hal itu terjadi, bahkan mungkin seluruh negeri) kita
akan melawan mereka tanpa ampun (yang telah kita rebut kekuasaannya)
yang mengangkat senjata melawan kedatangan kita ke dalam kerajaan kita.
Setiap
jenis lembaga baru mengenai sesuatu seperti perkumpulan rahasia ciptaan
mereka itu juga akan kita hukum. Atau jika mereka mau memberikan
rahasia-rahasia para mafia-mafia itu, kita akan bubarkan mereka dan
membiarkan mereka jadi rakyat biasa. Tapi jika kesempatan yang kita
berikan itu mereka salah-gunakan untuk mencemarkan nama kita
dimasyarakat, untuk diketahui bahwa tak ada ampunan bagi mereka.
Dalam
hal ini kita akan mendakwahi/ menuntut (dalam perkara) orang-orang itu
yang demikian mencemarkan nama kita; dengan demikian -dengan suatu
alasan- kita dapat membiarkan mereka akan tetap hidup dalam pengasingan
yang abadi. Kita akan mengumumkan keputusan hukum terhadap semua anggota
senior perkumpulan-perkumpulan rahasia itu yang dijatuhi hukuman
pembuangan dari negeri ini sebagai pusat pemerintahan kita.
Putusan-putusan
pemerintah kita adalah final, tanpa apel. Pada masyarakat-masyarakat
yang di dalamnya telah tertanam sampai berakar dalam perselisihan, cara
pemulihan tata tertib itu dengan hanya mempergunakan aturan-aturan yang
menyatakan kekuasaan otoritas langsung, tidak perlu ambil pusing,
karena mereka siap menghadapi apapun demi kejayaan masa depan.
Pencapaian
kejayaan itu (seperti masyarakat adil dan makmur, kebangkitan yang jaya
kembali), bahkan dengan pengorbanan-pengorbanan yang mahal, adalah
tugas pemerintah yang manapun yang membuktikan eksistensinya tidak hanya
dengan hak-hak istimewa tapi juga kewajiban-kewajibannya.
Jaminan
pokok dari stabilitas pemerintah akan memperkuat cahaya kekuasaan kita,
dan cahaya kesucian itu diperoleh hanya dengan semacam kekuatan yang
gagah perkasa yang tak dapat dibelokkan yang akan melanjutkan misinya
lambang-lambang kesucian yang harum telah di langgar dari
perkara-perkara dari pilihan Tuhan.
Bagaimanapun,
sampai kita memasuki kerajaan kita, kita akan bertindak dengan cara
yang serba kontrakdisi (countrary way). Kita akan menciptakan dan lipat
gandakan lembaga-lembaga kita di
seluruh negeri, menyerap ke dalamnya semua orang yang menjadi atau
orang-orang yang terkemuka dalam kegiatan masyarakat, karena di dalam lembaga-lembaga ini kita akan menemukan kantor intelligence kita yang pokok dan alat-alat pengaruh. Seluruh lembaga-lembaga ini kita akan koordinir di bawah satu administrasi pusat, yang hanya diketahui oleh kita sendiri dan semua orang-orang lain mutlak tidak mengetahuinya.
Lembaga-lembaga itu akan mempunyai wakil-wakilnya yang akan melayani dan melalui mereka akan menyebar semboyan dan program. Dalam lembaga-lembaga ini
kita akan menyimpulkan bersama sekelompok orang yang bersama-sama
mengikat semua elemen-elemen. Komposisi mereka akan dibangun dari
seluruh strata social. Komplotan-komplotan
politik yang sangat rahasia akan diketahui oleh kita dan akan jatuh di
bawah bimbingan tangan kita mengarahkan konsepsi-konsepsi mereka pada
hari itu. Di antara anggota-anggota lembaga-lembaga ini
hampir semuanya ada agen-agen polisi internasional dan nasional, karena
pelayanan mereka untuk kita tak dapat digantikan tempatnya yang mana
polisi itu berada dalam suatu posisi tidak hanya mengenakan
ukuran-ukurannya sendiri yang istimewa dengan tidak mengikuti perintah
(mendurhakai tugas jabatannya atau menyalahgunakan jabatan), tapi juga
menabiri/ melindungi kegiatan-kegitan kita dari ancaman pihak manapun.
Kelas
rakyat yang amat cocok buat memasuki perkumpulan-perkumpulan rahasia
adalah orang-orang yang hidupnya biasa dengan kecerdikan dalam
menghadapi masalah-masalahnya, orang-orang yang telah kita didik demi
tujuan kita. Dengan mereka kita tidak punya kesukaran memberikan tugas
dan menggunakan untuk menjalankan mekanisme dari mesin yang kita
rencanakan.
Jika
akan ada dunia ini tumbuh menghasut maksud yang demikian niscaya kita
telah membangkitkannya untuk merusak binasakan solidaritas para mafia. Tapi jika muncul di dalamnya suatu lembaga baru/ partai baru lagi, maka kepala komplotan itu bukan orang lain melainkan orang kita yang sangat terpercaya. Wajar,
kitalah dan bukan orang lain yang akan memimpin. Sebab kita mengetahui
ke mana kita akan memimpin, kita tahu tujuan akhir dari setiap bentuk
kegiatan sedangkan tidak ada sama sekali yang mengerti apa pun tentang
hal ini, sekalipun efek tindakkan yang segera. Biasanya mereka yang
meletakkan di depannya, perhitungan yang keburu nafsu untuk mencapai
kepuasan dari pendapat mereka sendiri menurut kecakapan pikiran mereka
malahan tanpa memperhatikan bahwa konsepsi itu tak pernah berdasarkan/
berasal dari inisiatif mereka tapi dorongan/ asutan yang terselusupkan
di dalam pikiran mereka.
Mereka (rakyat yang terdidik) memasuki lembaga-lembaga bukan orang yang karena
terdorong rasa ingin tahu atau dengan harapan jalan menungging pastel
rakyat, atau supaya memperoleh pendengaran di depan rakyat karena
dorongan fantasi-fantasi yang tanpa dasar dan tak dapat dilaksanakan:
atau mereka yang haus akan emosi keberhasilan dengan tepuk tangan.
Karena mereka tahu (karena pengajaran dari kitalah) kepuasan hanya
bermurah hati memberi emosi.
Dan
dengan alasan itu mengapa kita memberikan mereka keberhasilan ini untuk
dapat mendayagunakan mereka yang tinggi yang menjadi pangkal
penyebabnya, karena dengan demikian tak terasa mencondongkan mereka
untuk menyesuaikan dengan saran-saran kita tanpa dikawal dengan dasar
kepercayaan mereka sepenuhnya bahwa hal itu kepastian dari mereka
sendiri yang mengeluarkan pikiran mereka sendiri dan hal itu tak mungkin
bagi mereka mengutip dari lainnya.
Memang,
orang-orang sombong yang penuh fantasi-fantasi tanpa dasar dapat dengan
mudah digiring untuk dimanfaatlan ke dalam suatu keadaan kepandiran
tanpa disadari akibat watak kesombongan mereka yang tinggi, dan pada
saat yang sama betapa mudahnya mengeluarkan/ menghilangkan hati mereka dengan kurang sukses sedikit saja, meskipun
hal itu tidak lebih dari penghentian tepuk tangan yang mereka butuhkan
(sedang mereka berpidato), dan menurunkan mereka menjadi seorang taklukan seperti budak demi memenangkan pembaharuan dari suatu kesuksesan.
Dan
memang, jika kita manfaatkannya lebih, akan makin banyak mereka
memperoleh kesuksesan yang tak berarti ini dari kita jika mereka
merasakannya sedang melaksanakan rencana mereka sendiri. Makin banyak
orang-orang sombong (yang penuh fantasi-fantasi tanpa dasar) dapat
bersedia mengorbankan rencana apa pun hanya untuk memperoleh sukses. Dan psikologi orang-orang
ini memberikan bahan-bahan dan memudahkan kita untuk memasang/ menyetel
mereka pada arah yang diperlukan. Karena mereka ini harimau-harimau yang penampilannya berjiwa domba dan
dengan bebas angin meniupi kepalanya. Kita juga mudah untuk meletakkan
mereka di atas kuda-kudaan dari suatu cita-cita mengenai penyerapan
individualitas oleh unit kolektivisme yang simbolik (sebagai kedok
saja). Tapi, mereka belum pernah dan tidak pernah punya pikiran yang
menggambarkan bahwa kuda-kudaan ini adalah suatu perumusan yang melanggar sunnahtullah yang amat penting, yang
telah menetapkan ciptaan dunia bahwa satu uni tidak sama dengan yang
lain dan untuk tujuan itu membentuk individualita dengan seksama (setiap
diri/ unit punya takdir sendiri-sendiri).
Dan lagi, jika kita mampu menggiring mereka ke tingkat kebutaan sedemikian rupa, inilah faktor yang terutama yang menjamin keberhasilan disebabkan kepandiran mereka. Tapi mengapa kita tak memafaatkan orang-orang seperti itu? Jawabannya mudah saja, akan saya jawab dengan paertanyaan juga? ”Bukankah
lebih baik mempunyai harimau yang benar-benar harimau (meski berbulu
domba) daripada mempunyai domba-domba yang berbulu harimau?” Itulah
alasannya. Domba-domba memang mudah ditemukan, namun yang namanya domba
tetap saja domba. Domba akan selalu kalah dengan harimau. Itu sudah
ketetapan Tuhan yang tak bisa diubah.
Betapa
jauhnya penglihatan ini bukan? Bahwa untuk memperoleh tujuan akhir yang
amat penting sudah sepantasnyalah tidak berhenti karena alasan apa pun
atau karena mempertimbangkan hal-hal lain demi kepentingan tujuan akhir
itu. Dan jika untuk tujuan itu ada jumlah korban-korban dari kalangan
kita, haruslah relative kecil. Karena itu memelihara nasionalitas kita dari kehancuran. Mati adalah akhir yang tak terhindarkan bagi semua. “Lebih
baik membawanya (kematian itu) lebih dekat kepada orang-orang yang
merintangi urusan kita dari pada kepada kita sendiri pendiri misi ini.”
Kita
akan menempatkan orang-orang didikan kita sedemikian bijaksana sehingga
tidak ada seorang pun yang akan mendongkel kepercayaan yang telah kita
berikan. Bahkan
mereka yang kita jatuhkan hukuman karena kesalahan (yang hanya
disebabkan ketidak-sengajaan mereka) tak berani membantah, mereka semua
akan masuk penjara seolah-olah akibat mereka melakukan kesalahan besar.
Yang
mengetahui hal ini, bahkan pada gilirannya tidak berani memperotes atau
menyuap hakim untuk melepaskannya. Dengan metode-metode yang semacam
itu kita telah mencabut akar protes yang melawan tindakkan-tindakkan
kita dari mereka. Sementara pada waktu yang sama, kita menahan rakyat
kita sendiri dan agen-agen kita di dalam suatu keadaan kepatuhan tanpa
mempersoalkan.
Di
bawah pengaruh kita penggunaan undang-undang bentukan pemerintah yang
lama, akan kita turunkan pada suatu tingkat yang minimum. Sebab,
prestise undang-undang itu telah diledakkan oleh penafsiran liberal yang
dulu telah diperkenalkan ke dalam lingkungannya. Dalam urusan-urusan
dan masalah-masalah yang amat penting dan fundamental mengambil
keputusan (yang kita diktekan kepada mereka), memahamkan soal-soal dalam pandangan yang demikian itu dengan itu kita menyelubungi mereka untuk urusan administrasi.
Tentu
saja, melalui merekalah, meskipun kita sendiri tidak muncul di depan
umum -dengan opini surat kabar atau dengan alat-alat lain-. Bahkan
jabatan dan pemerintahan yang lebih tinggi menerima nasehat kita dengan
tanpa relawanan. Pikiran mereka yang dulu tak mampu mengunakan
analysis dan observasi, matanya yang terbuka, tapi tidak melihat
apa-apa di depannya dan tidak menemukan apa-apa (kecuali, mungkin,
hal-hal yang bersifat material) melaui kita mereka akan mampu untuk
meramalkan ke mana mungkin cendrungnya suatu tabiat tertentu dari ikatan
suatu masalah.
Dari
hal ini jelaslah bahwa kita akan buat seolah-olah kita memang telah
ditakdirkan untuk memimpin dan memerintah. Keabsolutan kita dalam segala
hal akan dapat memberikan kesimpulan secara logis dan karena itu
keagungan kita dalam segala keputusannya akan dihormati dan dipenuhi
tanpa dipertanyakan: Tidak perlu menghiraukan segala gerutuan, semua
rasa ketidak-puasan macam apa pun karena kita akan menghancurkannya
hingga ke akar-akarnya setiap macam manifestasi mereka dalam tindakan
dengan corak hukuman yang dapat dijadikan contoh (supaya yang lain ngeri
dan hilang keberaniannya untuk melawan).
Sebagaiman kalian tahu, despotisme kita berdasarkan
hak dan kewajiban. Hak untuk memaksa pelaksanaan kewajiban adalah tugas
langsung pemerintah yang sebagai ayah untuk kepentingan rakyatnya.
Pemerintah punya hak akan kekuasaan yang dapat digunakan untuk
kepentingan kemanusian secara langsung melalui tata tertib yang dibatasi
oleh sunahtullah, yakni kepatuhan/ ketaklukan. Segala sesuatu didunia
ini berada dalam suatu keadaan kepatuhan/ ketaklukan, jika tidak kepada
manusia, maka kepada lingkungan alam sekitar atau kepada sifat dasar
pembawaannya sendiri. Atau jika tidak mempan, kepatuhan kepada Tuhan.
Dalam segala hal takluk/ patuh kepada yang lebih kuat. Dan karena itu
kitalah yang menjadi yang lebih kuat demi kepentingan kebajikan.
Tatkala
kita memasang pada kepala salah satu dari kita yang memang pantas
menjadi pemimpin yang keramat, mahkota yang dipersembahkan kepadanya
maka dia akan menjadi bapak (maksudnya penguasa). Korban-korban yang tak
terhindarkan dalam konsekwensi yang wajar tidak akan pernah mencapai
jumlah korban yang dipersembahkan selama berabad-abad oleh perlombaan/
peperangan di antara pemerintah-pemerintah mafia yang mabuk dengan
kebesaran.
Raja
kita akan tetap berkomunikasi dengan rakyat, berhubungan dengan mereka
dari mimbar berpidato yang mengharumkan nama pada waktu yang sama akan
tersiar ke seluruh dunia.
Kerajaan
kita bagaikan benteng ketuhanan Vishnu, padanya ditemukan
personifikasinya -yakni pada tangan kita yang seratus, masing-masing
akan menjadi pegas mesin kehidupan social. Kita dapat mengawasi segala
sesuatunya tanpa bantuan polisi yang resmi, yang dalam skoup haknya kita
kerjakan dengan teliti untuk menggunakan rakyat, menghalangi
penglihatan dari pemerintah.
Dalam
program kita sepertiga dari penduduk/ rakyat/ warganegara kita akan
menjaga sisanya di bawah pengawasan/ untaian dari dinas sukarelawan atas
dasar kesadaran akan kewajiban terhadap negara. Makanya tidak akan hina
menjadi mata-mata dan informan, tapi ganjarannya : pengaduan atau
laporan yang tidak benar, bagaimanapun, akan dihukum sehingga
penyalahgunaan hak ini tidak akan mungkin berkembang.
Agen-agen
kita akan diambil dari masyarakat lapisan lebih tinggi maupun yang
lebih rendah, dari antara kelas administrative yang menghabiskan
waktunya dalam hiburan, reduktor, pencetak dan penerbit, penjual buku,
sekretaris, dan selesmen, pekerja, coachmen, bujangan, atau pelayan
orang-orang besar, dan sebagainya. Badan ini, tidak punya hak dan tidak
berkuasa untuk mengambil tindakkan sendiri dan konsekwensinya sebagai
polisi tanpa kekuasaan apa-apa hanya menjadi saksi dan tukang lapor.
Verifikasi
tentang laporan dan penangkapan mereka tergantung kepada kelompok
pengawas urusan kepolisian yang bertanggungjawab, Sementara tindakkan
penangkapan sesunguhnya dilakukan oleh gendarmerie dan
polisi kotapraja. Siapa pun yang tidak mengadu/ melaporkan sesuatu yang
dilihat atau didengarnya mengenai orang-orang negara yang menyimpang
juga akan didakwa/ dituduh ikut menyembunyikan/ menggelapkan dan akan
bertanggungjawab jika terbukti dia bersalah.
Mereka
diwajibkan memikul risiko sendiri untuk melaporkan/ mengadu kepada
orang-orang yang murtad dari kalangan keluarga atau anggota mereka
sendiri yang telah diketahui melakukan sesuatu yang bertentangan. Karena
itu dalam kerajaan kita di seluruh dunia akan kewajiban bagi semua
negara kita mengamati kewajiban dinas itu terhadap negara pada arah ini.
Organisasi
semacam itu akan memusnahkan penyalahgunaan kekuasaan, paksaan,
penyuapan, segala sesuatu pada fakta yang menurut nasihat-nasihat kita.
Tapi bagaimana lagi adakah kita membujuk mereka berkumah/ berkehendak
sehingga mereka memberangus sebab-sebab yang semakin mendorong kekacauan
dalam administrasi/ pemerintahan? Di antara sejumlah metode-metode ini
salah satu yang sangat penting adalah -agen-agen untuk pemulihan ketertiban, ditempatkan
sedemikian rupa agar mendapat kesempatan memperbaiki mereka dalam
kegiatan mereka yang mencerai-beraikan pembangunan (seperti melindungi
sindikat Internasional sehingga hasil pembangunan tak pernah dinikmati
secara merata seluruh rakyat) dan mempertunjukan
kecendrungan-kecendrungan mereka yang jahat -keras kepala menyombongkan
diri serba tahu pelaksanaan kekuasaan yang tidak bertanggung jawab. Dan yang pertama dan utama adalah persuapan/ korupsi.
Bilamana menjadi kebutuhan bagi kita untuk memperkuat aturan / ukuran rahasia pertahanan yang teliti kita akan menyusun kekacauan yang dibuat-buat atau
suatu manifestasi ketidakpuasan dalam pernyataan pendapat melalui kerja
sama tukang-tukang pidato yang ulung. Sekeliling tukang-tukang pidato
ini akan berkumpul semua orang yang simpatik dengan pembicaraannya. Hal
ini akan memberikan kita dalih buat perolehan tambahan alamat dan
pengawasan dari pihak agen-agen kita di antara sejumlah polisi rakyat.
Karena
mayoritas orang-orang komplotan berbuat karena kecintaannya terhadap
permainan itu, suka mengobrolkannya, dengan demikian sampai mereka
terlibat dengan tindakkan nyata kita tidak akan menunjukan jari kepada
mereka tetapi hanya mengintrodusir/ memasukkan ketengah-tengah mereka
untuk unsur-unsur pengamat pengintai. Mesti diingat bahwa prestise
penguasa di kurangi jika berulang-ulang terbongkar komplotan melawan
dirinya: hal ini mengandung/ mengundang prasangka kesadaran akan
kelemahan, atau apa yang masih lebik jelek, ketidakadilan.
Kita
sadar bahwa prestise pemimpin rakyat dulu (mafia-mafia/ penguasa) telah
terpecahkan dengan pembokongan berulang-ulang terhadap kehidupan mereka
melalui slogan liberal untuk berbuat jahat yang dipersiapkan hanya
mereka dilukis dalam warna politik (dikiranya mereka sedang berpoitik
padahal sedang menjadi tunggangan). Kita akan memaksakan
pemerintah-pemerintah itu untuk mengetahui kelemahan mereka dengan mengiklakan atau membuka terang-terangan aturan rahasia pertahanan dan demikian kita akan mengiring penguasa-penguasa itu menuju kehancuran.
Pemerintah kita hanya akan dilindungi secara
rahasia oleh pengawal, sebab kita tidak akan membiarkan demikian banyak
pikiran yang akan timbul melawannya asutan apa pun padanya dia tidak
cukup kuat untuk berebutan dan terpaksa berlindung dari belakangnya.
Sesuai
dengan penampilan keluar yang memaksa dengan hati-hati pemerintah kita
akan mengerjakan kekuasaannya hanya untuk kegunaan bangsa dan tidak
bijaksana untuk diri sendiri atau keuntungan dinasti. Karena itu dengan
memperhatikan tata krama, kekuasaan kita akan dihormati dan dikawal oleh
penduduk, dia (pemerintah kita) akan menerima suatu pujaan dalam
pengakuan yang dengannya terikat kebaikan atau kesejahteraan setiap
penduduk negara, karena di atasnyalah akan bergantung seluruh ketertiban
dalam kehidupan umum.
Jenis
pertahanan terbuka menggambarkan kelemahan dalam kekuatan organisasi.
Pemerintahan kita akan selalu di antara rakyat yang dikelilingi oleh
pria dan wanita yang akan menduduki barisan depan di sekelilinginya, dan
akan mengekang barisan-barisan sisanya agar terwujud ketertiban yang
baik. Hal ini akan menaburkan benih pembatasan yang dicontohkan juga
pada yang lain.
Jika
seseorang petisi muncul di antara rakyat berusah menyerahkan petisi dan
mendesak jalannya melalui barisan-barisan itu, barisan pertama akan
menerima petisi itu dan di depan mata sipetisi melanjutkannya kepada
pemerintah, sehingga dengan demikian semua orang dapat mengetahui bahwa
apa yang diserahkan akan sampai kepada alamatnya, konsekwensinya hal itu
menimbulkan suatu control/ pengawasan dari pihak pemerintah sendiri.
Sinar kesucian kekuasaan memerlukan eksistensinya sehingga rakyat
diharapkan akan berkata “jika raja mengetahui hal ini”, atau “raja akan mendengarkannya”.
Dengan
pendirian pertahanan rahasia yang resmi jika prestise-penguasa yang
mistik lenyap: menimbulkan keberanian tertentu, dan setiap orang
menganggap dirinya sendiri menjadi tuan, penjual asutan sadar akan
kekuatannya, dan tatkala kesempatan membantu mengawasi moment buat
mengadakan percobaan terhadap penguasa. Untuk rakyat yang seperti itu
kita akan mendakwahi sesuatu yang lain, tapi dengan fakta itu kita
diberi kemampuan untuk melihat ukuran-ukuran apa dari pertahanan yang
terbuka/ terang-terangan yang telah menggiring meraka.
Tidak
boleh tidak, tidak perlu mencari bukti lebih jauh bahwa pemerintahan
kita ditakdirkan oleh Tuhan? Kita tidak akan gagal (dengan kekayaan yang
banyak) untuk membuktikan bahwa segala yang telah kita pertaruhkan
telah membantu sampai pada tujuan penyebab keadaan serba baik -yaitu
membawa ketertiban segala hal-. Kita akan berhasil membuktikan bahwa
kita pemberi kebajikkan yang telah memulihkan kebajikkan yang benar dan
juga kebebasan pribadi dari dunia rente dan kacau balau, dan dengan itu
kita akan diberi kuasa/ kesempatan untuk bersenang-senang dalam
perdamaian dan ketenangan, dengan kemulian hubungan yang layak, tentu
saja menurut syarat pelaksanaan/ ketaatan yang tegas terhadap
undang-undang yang kita tetapkan. Dengan segera sesudah itu kita akan
membuat rencana bahwa kebebasan bukan berdasarkan penghamburan hawa
nafsu dan kebebasan yang tak berkekang lagi dari kemulian dan kekuatan
seseorang tidak berdasarkan hak bagi setiap orang untuk menyebarkan
prinsip-prinsip yang destruktif dalam alam kebebasan akan kesadaran,
persamaan dan sebangsanya.
Kemerdekaan
pribadi tidaklah bijaksana yang berdasarkan hak untuk menghasut sendiri
dan orang-orang lain dengan berpidato yang menjijikan di depan massa
yang tak beraturan, dan bahwa kemerdekaan yang benar berdasarkan menjaga
kehormatan pribadi orang yang tak dapat dilanggar dan memperhatikan
dengan jelas semua undang-undang kehidupan yang umum, bahwa kemulian
manusia tenggelam dalam kesadaran akan adanya hak dan juga ketiadaan hak
dari tiap orang dan tidak sama sekali dan hanya semata dalam imajinasi
yang fantastis pada subjek ego seseorang.
Saya
ulangi sekali lagi, penduduk memberikan kepatauhan buta hanya kepada
tangan yang kuat yang mutlak bebas dari mereka, Karena di dalamnya
mereka merasakan pedang bagi pertahanan dan topangan terhadap malapetaka
social. Apakah mereka menginginkan roh sebagai malaikat pada seorang
raja? Betapa mereka harus melihat padanya adalah penjelmaan kekuatan dan
kekuasaan.
Yang
Dipertuan Agung akan menggantikan seluruh pemerintah yang ada sekarang
yang terhambat-hambat eksisitensinya di antara masyarakat-masyarakat
yang terdemoralisasi, masyarakat-masyarakat yang telah mengingkari
kekuasaan Tuhan sekalipun, dari dalamnya pecah berantakan pada segala
sisi api anarki, mesti pertama kali dari semuanya di padamkan nyala api
yang selama ini menelan segala. Karena itu dia akan berkewajiban untuk
meniadakan masyarakat-masyarakat seperti yang ada sekarang (dalam hal
ini bukan berarti membunuhnya atau semacamnya), walaupun dia akan
memberi kita minum dengan darahnya sendiri, sehingga dia dapat
menghidupkan kembali mereka lagi dalam bentuk pasukan yang diorganisir
dengan teratur untuk bertempur dengan sadar melawan setiap jenis infeksi
yang mungkin memenuhi tubuh negara yang dalam keadaan sakit.
Kita
ini dipilih dari atas untuk merobohkan kekuatan buta yang digerakkan
oleh instink dan bukan oleh akal sehat, oleh keberutalan/ tanpa budi dan
bukan manusiawi. Kekuatan ini sekarang menang dalam manifestsi
perampokkan dan setiap jenis kekerasan di bawah topeng/ kedok prinsip-prinsip
kemerdekaan dan hak asasi. Mereka telah mencampakkan seluruh bentuk
ketertiban sosial untuk di atas puing-puing reruntuhan itu. Makanya akan
perlu menyapu bersih mereka dari jalan ini, di antaranya tidak boleh
ketinggalan bonggol, pecahan.
Lalu dengan demikian akan mungkinlah bagi kita untuk berkata kepada rakyat dunia, “Bersyukurlah
kepada Tuhan dan bersujudlah di hadapan-Nya yang membawa di depannya
(di depan Yang Dipertuan Agung?) materai (cap) nasib manusia kepada
mana Tuhan sendiri telah membimbing bintangnya bahwa tidak ada yang lain
kecuali Dia, yang berkuasa membebaskan kita dari seluruh kekerasan dan
kejahatan yang tersebut sebelumnya.”
Sekarang saya pergi kemetode yang menetapkan akar-akar dinasti kerajaan ke strata akhir.
Penetapan
ini pertama dan terutama akan terhitung dalam hal di mana hari ini
telah mengistirahatkan kekuatan konservatif dari tingkah laku seluruh
masalah dunia, dalam mengarahkan pendidikan pemikiran (setiap ide dan
unsur yang konservatif akan lenyap).
Anggota-anggota
tertentu akan mempersiapkan raja dan ahli warisnya, menyeleksi bukan
berdasarkan hak keturunan tetapi menurut kapasitas yang istimewa,
menempatkan mereka ke dalam misteri rahasia politik, ke dalam bagan
pemerintahan, tetapi memperlengkapi selalu bahwa tidak ada orang yang
boleh memperoleh pengetahuan rahasia itu. Tujuan mode tindakkan ini
adalah semua boleh mengetahui bahwa pemerintahan tak dapat dipercayakan
kepada orang-orang yang tidak dimasukkan/ ditempatkan ke dalam tempat
rahasia yang serba seni kerahasiaanya.
Kepada
pribadi-pribadi ini hanya akan diajarkan aplikasi praktis
rencana-rencana yang tersebut dahulu dengan mengambil
perbandingan-perbandingan dari pengalaman-pengalaman yang berabad-abad,
semua peninjauan/ penafsiran mengenai gerak ekonomi politik dan ilmu
pengetahuan sosial -pendeknya seluruh semangat/ jiwa undang-undang yang
tak tergoyahkan kita tetapkan menurut naturnya/ kodratnya sendiri buat
pengaturan hubungan kemanusiaan. (Hukum kemasyarakatan diterapkan
menurut sunatullah yang semestinya, bukan dengan metodelogi ilmiah
berbagai ilmu sosial yang merumuskan berbagai kaidah, aturan, hukum yang
sebenarnya bertentangan dengan sunatullah. Bahwa setiap yang bertindak
yang bertentangan dengan atau yang melawan Sunatullah pasti
akan berantakan. Seperti teori: rente tanah, bunga uang, pembentukan
harga, teori kesempatan kerja, teori keseimbangan, teori ras, teori
hukum alam, teori moneter, teori perubahan sosial, berbagai teori ilmu
jiwa, pendidikan dan pengajaran dan sebagainya).
Ahli
waris yang langsung akan kita batalkan dari penaikan tahta jika dalam
waktu latihannya mereka menunjukkan kedangkalan berpikir/ berbuat,
kelembekan dan sifat-sifat/ kualitas lain yang merupakan puing otoritas,
yang menyebabkan mereka tak mampu memerintah dan dalam dirinya sendiri
berbahaya bagi jabatan sebagai raja.
Hanya
orang-orang yang cakap tak bersyarat dengan teguh, ganas tak memihak,
pemerintahan langsung akan menerima kendali kekuasaan dari sesepuh yang
arif. Dalam keadaan jatuh sakit dengan kemauan yang melemah atau bentuk
ketakcakapan yang lain, raja berdasarkan undang-undang mesti menyerahkan
kembali pemerintahan kepada tangan yang baru yang cakap/ capable.
Rencana
tindakan raja untuk hal yang penting dan hangat, dan apalagi semua itu
demi masa depan, tak akan diketahui, bahkan oleh orang-orang yang
dinamakan penasehat-penasehat terdekatnya. Hanya raja dan tiga orang
sponsor pembantu baginya yang akan mengetahui apa yang akan datang.
Dalam
diri raja yang berkemauan tegar adalah yang dipertuan dirinya dan
kemanusian semua akan memperbedakan seolah-olah nasib pada caranya yang
serba misteri. Tak ada orang akan tahu betapa keinginan yang akan
dicapai raja dengan disposisinya, dan karena itu tidak ada orang akan
berani berdiri di seberang jalan yang tak dikenal.
Adalah dimaklumi bahwa reservoir otak sang raja mesti
kapasitasnya bersesuaian dengan perencanaan pemerintahan yang harus
terisi. Karena dengan alasan inilah sehingga dia akan menaiki tahta
bukan dengan cara lain daripada sesudah pengujian pikirannya oleh para
sesepuh yang arif (Majelis Imamah).
Rakyat
perlu mengenal dan mencintai rajanya maka perlu sekali baginya untuk
beramah-tamah dengan rakyatnya di tempat-tempat pasar/ tempat umum. Ini
menjamin/ menjaga genggam yang perlu sekali terhadap dua kekuatan
(hubungan yang akrab antara gusti -kawula- sehingga tak dikhawatirkan
lagi timbul terror atau pembunuhan terhadap sang raja/ pimpinan
tertinggi; namun sampai sekarang di mana-mana mudah timbul terror,
justru dengan kondisi yang demikian itu untuk memisahkan rakyat dengan
pemimpinnya).
Sang
raja tak boleh bergantung pada belas kasihan, menurut perasaannya dan
teristimewa hawa nafsunya. Tidak ada pada sisi karakternya yang mesti
dia berikan tenaga instink tak berbudi mengatasi pikiran sehatnya. Hawa
nafsu lebih buruk dari pada semua yang lain mengacaukan kapasitas
pikiran dan pandangan yang jernih: Mengacaukan pikiran ke sisi yang amat
brutal dan buruk dari aktivitas manusia.
Penyangga
kemanusian dalam diri Yang Dipertuan Agung oleh seantero dunia harus
mengorbankan seluruh kecendrungan pribadinya demi rakyatnya.
Yang Dipertuan Agung kita harus menjadi seorang teladan yang tak bercacat cela.
Belum ada Komentar
Posting Komentar