Kebebasan


Kebebasan politik merupakan suatu ide, bukan suatu fakta. Kita harus tahu bagaimana caranya menerapkan ide ini tatkala muncul kebutuhan untuk menarik massa rakyat ke partai kita untuk tujuan menjatuhkan partai lain yang menguasai pemerintahan. Ingat, mereka yang menguasai pemerintahan sekarang ini bukanlah orang yang mengerti benar tentang seluk beluk politik. Mungkin di antara mereka ada yang intelek atau bijaksana, namun karena mereka tak dilatih tentang seni pemerintahan/ politik sejak kecil bukankah mereka itu sama saja dengan para pejabat yang menempati jabatan yang bukan bidangnya? Itulah mengapa ketika semakin banyak hal yang berubah di dunia ini , namun kita tetap tak berubah. Dan itulah mengapa masyarakat tampak tak pernah berkembang.
Tugas ini lebih mudah dikerjakan karena mereka telah kejangkitan/ mabuk dengan ide kebebasan itu, yang biasa disebut dengan liberalisme itu dan demi ide itu pula dari mereka akan mau menyerahkan kekuasaannya. Di sini dengan seksama bahwa kemenangan teori kita muncul. Dengan segera kendali pemerintahan mengendor, dengan hukum kehidupan, berhimpun bersama-sama pada tangan yang baru, sebab kekuasaan tak mungkin eksis untuk waktu yang  lama tanpa pimpinan yang mengerti benar tentang seluk beluk politik.
Di zaman kita sekarang ini kekuasaan yang telah menempatkan pemerintah-pemerintah yang liberal itu adalah kekuasaan emas/uang. Pemerintahan agama telah berlalu. Ide kebebasan tak mungkin direalisir sebab tak ada satu orangpun yang tahu bagaimana menggunakannya secara tepat persis seimbang. Ide ini jika salah digunakan orang akan cukup untuk menyerahkan/melepaskan rakyat kepada pemerintahan sendiri selama jangka panjang tertentu dan rakyat akan tergiring ke dalam suatu keadaan yang kacau balau. Dari saat berlangsung, kita mengontrol perselisihan/pertengkaran yang saling menghancurkan sesamanya agar tak segera berkembang menjadi peperangan-peperangan antara golongan, di tengah-tengahnya negara-negara terbakar dan kebesarannya merosot sehingga menjadi timbunan abu. Itulah alasan mengapa kita harus menguasai pemerintahan sekarang.
Mereka yang menggunakan hak yang terbawa oleh kebebasan itu secara tak tepat seimbang karena mereka itu telah terpenuhi dengan ambisi dan khayalan. Itu bukan untuk kita dan orang-orang itulah yang menjalani jalan itu. Jika rakyat dikhayali akibat minuman keras, maka akibatnya para pemuda akan  berkembang dalam kebodohan tentang masalah klasik (pen.sejarah, filsafat, politik, bahasa-bahasa kuno, dan sebagainya), ke dalam mana telah digerakkan, disokong, dibujuk, dan dipengaruhi oleh orang-orang khusus –seperti oleh tutor, pelayan orang besar (misalnya sekretaris pribadi, pengawal pribadi, penasehat pribadi, kepala rumah tangga istana, dan lain-lain lagi), wali (pelayan wanita cantik) di dalam rumah tangga orang (pejabat) yang kaya raya, oleh jurutulis dan lain-lainnya, oleh wanita kita di tempat-tempat tunasusila yang ramai dikunjungi oleh para Goyim.
Teriakkan slogan “kebebasan, persamaan, persaudaraan” pertama-tama terdengar pada zaman dahulu, kemudian sejak itu banyak diulang-ulangi oleh burung kakatua peniru yang dari segala penjuru terbang turun berkeliling di atas umpan-umpan slogan ini dan bersama bersama mereka tersebarlah keseluruh dunia.
 Di antara mereka mungkin ada orang yang bijaksana, intelek, namun tidak mampu membuat sesuatu abstraksi (analisa) yang keluar dari slogan-slogan yang diucapkan itu, tidak melihat adanya kontrakdisi di antara arti-artinya dan antara hubungannya. Tidak memperhatikan bahwa di dalam kehidupan nyata tidak ada persamaan, tak ada kebebasan, Bahwa Tuhan itu sendiri telah menetapkan ketidaksamaan seperti pikiran, karakter, dan kapasitas, justru Tuhan telah menetapkan sumber dinasti menurut hukumnya yang tak dapat dirubah lagi.
Di seluruh penjuru dunia slogan-slogan kebebasan, persamaan, persaudaraan, semakin memperlemah barisan mereka, dan seluruh pelosok ikut memikul panji itu dengan penuh semangat. Dan terus menerus slogan-slogan ini seperti cacing kanker yang bekerja menggerogoti kehidupan mereka, di mana-mana mengakhiri hidup yang damai tenang, solider dan merusak seluruh pondasi Negara.  Sebagaimana akan kalian  lihat kemudian, hal ini menolong kita untuk kemenangan kita. Keadaan ini memberikan kita kesempatan (kemungkinan), di samping hal-hal yang lain yang untuk memegang kartu master (As) - penghancuran hak-hak istimewa, atau dengan kata lain bahwa dengan adanya aristrokrasi dari kalangan mereka,  justru merekalah yang mempertahankan diri mengahadapi kita.
Abstraksi (analisa) tentang kebebasan memberikan kita kesanggupan untuk membujuk rakyat di seluruh negeri sehingga pemerintah mereka tak lain hanyalah pandu dari rakyat yang punya negeri itu, dan pandu itu caranya mudah saja diganti seperti melepaskan sarung tangan.
Hal ini memberikan kemungkinan (kesempatan) terhadap pergantian wakil-wakil rakyat yang mengangkat atau menetapkan pejabat-pejabat pemerintah menurut kehendak kita dan memberikan kita kekuatan untuk pengangkatan atau penunjukan.
Mereka telah kehilangan kebiasaan berpikir kecuali kalau didorong oleh pengaruh (sugesti) para spesialis. Karena itu mereka tak melihat (mengetahui) kebutuhan yang mendesak mengenai apa yang harus di introdusir dengan segera. Tak kala kerajaan kita tiba (yakni, adalah yang pokok untuk mencapai satu simple di dalam sekolah-sekolah nasional, suatu pengetahuan yang benar, dasar-dasar seluruh pengetahuan-pengetahuan akan struktur kehidupan manusia, akan eksisitensi social, yang memerlukan pembagian kerja, dan konsekwensinya pembagian manusia atas kelas-kelas dan kondisi-kondisi.
Adalah esensial sejauh untuk diketahui bahwa oleh karena adanya perbedaan-perbedaan objek kegiatan manusia maka tak mungkin adanya persamaan apa pun, sehingga siapa dengan tindakan kompromisnya apa pun terhadap seluruh kelas (golongan) tak dapat bertanggungjawab yang sama di depan hukum padanya hanyalah kecendrungan untuk mengejar kehormatan dirinya sendiri. Pengetahuan yang benar tentang struktur masyarakat akan kita tunjukan (ajarkan) kepada seluruh manusia bahwa posisi (status) dan penghargaan harus terpelihara di dalam suatu siklus tertentu, bahwa hal-hal itu tak mungkin menjadi sumber penderitaan umat manusia, yang timbul (berkembang) dari suatu pendidikan yang tidak berhubungan (berkaitan) dengan pekerajaan yang akan dilakukan oleh yang bersangkuan.
Sesudah menamatkan pelajarannya rakyat dengan suka rela akan tunduk kepada otoritas dan menerima posisi (status, pangkat) tertentu yang diangkat (ditetapkan) oleh negara. Dalam situasi pengetahuan dan pengarahan sekarang ini rakyat dengan begitu saja percaya dengan buta pada barang-barang cetakan dengan penuh harapan --- suatu pendidikan (ajaran-ajaran, bimbingan) yang menyasarkan dan kepada kebodohan --- rakyat yang benci buta terhadap seluruh kondisi-kondisi yang mana anggapannya sesat karena tidak mempunyai pemahman tentang makna dari kelas (golongan) dan kondisi.
Rakyat telah mengira bahwa semua jenis consensus dan kepuasan dihasilkan atas nama kebebasan dan mengkhayalkan dirinya akan menjadi tuan yang berdaulat dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk memperoleh kekuasaan. Tetapi mereka yang telah buta, akan menemukan sejumlah besar rintangan dan  menyerbu untuk memperoleh pimpinan.
Slogan “kebebasan” / “kemerdekaan” menggiring masyarakat manusia untuk berjuang melawan kekuatan apa pun, melawan otoritas apa pun, bahkan melawan Tuhan dan Sunnatullah (pen. silahkan studi emansipasi wanita, rente, khamer, ganja, morfin, system KB, politik moneter, dan harga, dll?). Karena alasan inilah, tatkala kita sampai ke dalam kerajaan kita, akan kita hapus slogan ini dari kamus kehidupan sebagaimana termasuk suatu prinsip untuk memancing kekuatan brutal yang mana telah mengubah  rakyat menjadi binatang-binatang yang haus akan darah.
Kebebasan mungkin jadi tak berbahaya dan mempunyai tempatnya dalam ekonomi negara tanpa merugikan kesejahteraan rakyat jika negara berdasar pada landasan kepercayaan kepada Tuhan/ Agama, pada persaudaraan ummat manusia, tanpa dikaitkan dengan konsepsi persamaan, yang mana dibatalkan oleh undang-undang ciptaan manusia yang tidak berwibawa.
Dengan agama rakyat mungkin diperihtahi oleh pengawasan paroki dan akan berlangsung dengan penuh kepuasaan dan ketaatan di bawah bimbingan tangan pimpinan agama yang spiritual tunduk kepada hukum Tuhan. Hal ini menjadi alasan yang tak dapat dihindari mengapa segala macam agama di rongrong dan direnggut setan keluar prinsip ketuhanan dan spiritual dari dalam pikiran dan jiwa, dan menggantikannya dengan kalkulasi-kalkulasi yang serba matematik dan kebutuhan-kebutuhan yang serba kebendaan.
Rahasia yang kedua yang di butuhkan untuk menjamin keberhasilan kita terlingkung sebagai berikut: melipat gandakan sedemikian rupa suatu kelemahan-kelemahan orang-orang itu dari tabiatnya, adap kebiasaannya, nafsu asmara dan amarahnya, dan kondisi hidup umumnya. Sehingga tidak akan mungkin lagi bagi siapa pun mengetahui di mana dia berada dalam kekacauan yang menjadi-jadi; dengan demikian konsekwensinya mereka akan gagal memahami satu dengan yang lainnya.
Ukuran / aturan ini juga akan memberi jalan yang lain kepada kita, yakni menyebarluaskan perpecahan / perselisihan / pertentangan dalam seluruh kalanga partai-partai itu/ golongan–golongan, mengalihkan seluruh kekuatan para mafia-mafia pemerintahan yang belum mau menyerah, dan menawarkan hati/ mejerakan siapa pun dari mereka yang berinisiatif pada suatu derajat/ tingkat kekuatan yang manapun untuk menghalangi usaha kita membersihkan pemerintah dari mereka. Tidak ada yang lebih berbahaya bagi kita dari pada inisisatif perorangan (=orang yang punya inisiatif). Jika hal itu dikendalikan oleh orang genius di antara mereka, inisiatif semacam itu dapat berbuat lebih banyak dari pada yang dapat dilakukan oleh jutaan orang yang mabuk dalam pertentangan yang tersebarkan. Karena itu kita harus mengarahkan pendidikan para pemuda kita agar sesuai dengan yang kita harapkan untuk membantu kita jika kita nanti harus menghadapai para mafia-mafia itu. Sehingga kapanpun mafia-mafia itu menghadapi kita dengan inisiatifnya, mereka angkat tangan tanda tak berdaya dengan penuh putus harapan menghadapi kita karena mereka berhadapan dengan para pemuda yang telah terlatih untuk menghadapi mereka. Ketegangan sebagai akibat dari kebebasan bertindak itu akan melemahkan kekuatan di antara mereka sendiri. Dari benturan ini menimbulkan kogoncangan moral buruk, kekecewaan-kekecewaan yang luar biasa, dan kegagalan-kegagalan.
Dengan menggunakan semua cara-cara ini kita akan di bantu para pemuda menghadapi/ mengatasi mereka (mafia-mafia itu) dengan perlawanan yang gigih yang sedemikan rupa sehingga mafia-mafia itu akan terpaksa mempersembahkan kepada kita kekuasaan alam internasional sehingga dengan posisinya yang demikian itu akan menyanggupkan kita tanpa mereka sadarii secara berangsur-angsur menyerap seluruh kekuatan negara dan membentuk Super Government kita. Di tempat pemerintah-pemerintah sekarang, kita akan mengadakan suatu momok yang akan kita namakan Administrasi Super Government. Tangannya akan menjangkau ke seluru arah dan pelosok bagai sepit  dan organisasinya akan menjadi semacam matra raksasa sehinga tak mungkin gagal menaklukkan seluruh persoalan yang terjadi dimasyarakat.
Kata-kata dari liberal yang berasal dari semboyan Masoniyah  itu, yakni: kebebasan, persamaan, persaudaran, tatkala kita memasuki kerajaan kita, akan kita ubah menjadi kata-kata yang bukan lagi semboyan tapi hanya suatu ekspresi cita-cita. Yaitu menjadi: hak akan kebebasan, kewajiban akan persamaan, ide persaudaraan. Demikianlah bagaimana cara kita menempatkannya dan demikian di ibaratkan seperti kita akan menangkap lembu jantan dengan trompet tanduk.
Agar tidak untuk memusnahkan lembaga-lembaga yang dibentuk para mafia-mafia itu sebelum waktunya kita harus memegang mereka dengan licin dan halus, dan harus memegang ujung-ujung jerat yang menggerakkan mekanismenya. Jeratan-jeratan ini bersandarkan pemahaman akan tata tertib dengan teliti tapi tepat. Beruntung, mereka telah berada pada kebebasan liberalisme yang membuat mereka kalang kabut. Untukitu kita harus menempatkan tangan kita ke dalam administrasi perundang-undangan, ke dalam standar tingkah laku pemilu yang dikontrol, ke dalam dunia press, ke dalam pribadi-pribadi yang telah mabuk kebebasan, tapi yang pokok sekali ke dalam sistem pendidikan dan latihan sebagai dasar dari eksistensi yang telah termakan kebebasan.
Jik kita tak melakukannya secepatnya dalam organisme Negara yang  terracuni liberalisme, maka seluruh kompleks politik akan mengalami perubahan. Negara diserang penyakit yang mematikan –darah beracun. Semua tinggal menunggu sakaratnya berakhir. (pen. Di Barat liberalisme menumbukkan protestanianisme dan negara nasional meruntuhkan kekuasaan feodalisme dan Gereja; di Timur liberalisme menumbuhkan nasionalisme yang meruntuhkan dominasi  penjajahan kolonial bersama Khilafah Daulah Islamiyah, kerajaan-kerajaan Islam disapu bersih di mana-mana dengan alasan demokratis sering namun berganti dengan negara-negara nasional yang sekuler dan kebanyakan anti Islam terang-terangan atau berselubung.
Dan lihatlah akibatnyaa, liberalisme itu akan menghasilkan negara-negara konstitusi, yang menggantikan tempat apa yang melindungi dan memomong rakyat selama ini, yakni despotisme  dan konstitusi. Sebagai kalian tahu benar, tidak lain hanyalah suatu lembaga pertengkaran, salah faham, pertentangan, perselisihan faham, agitasi partai yang tidak ada hasilnya, tingkah pola partai yang dungu –dengan kata lain, suatu lembaga yang menjadi sumber segala sesuatu yang membantu menghancurkan kepribadian aktifitas negara. Itulah akibatnya jika kebebasan itu tak segera kita tangani.
Kata “Kemerdekaan / Kebebasan” yang dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara, kita batasi sebagai berikut.:
Kemerdekaan / Kebebasan kita jadikan hak untuk berbuat yang dibenarkan oleh hukum. Penafsiran ini pada waktu yang tepat akan membantu kita, sebab semua kebebasan/ kemerdekaan berada pada tangan kita, oleh karena undang-undang hanya akan menghapuskan atau menciptakan sesuai dengan kepentingan kita menurut program yang tersebut sebelumnya.
Serangan-serangan terhadap kita ini malah akan membantu tujuan kita yang lain, yakni bahwa orang-orang yang terpengaruh terhadap eksistensi kebebasan bicara sepenuhnya dan dengan demikian memberi kesempatan kepada agen-agen kita untuk memperbuat semua orang yang melawan kita jadi tukang omong kosong, karena terhadap order kita mereka tak mampu menemukan keberatan barang sedikitpun.
Sikap kebebasan akan memberi kita kebebasan penuh untuk memilih. Kita akan jadi seorang yang anti republic, atau seorang yang anti sosialis. Hal ini karena kekurang-mampuan kita memahami demokrasi itu. Bagi mereka demokrasi itu baik, tapi bagi kita dimanapun kita berada, kita harus mendirikan suatu masyarakat aristrokasi atau sejenisnya yang terbebas dari demokrasi. Demokrasi adalah buah kata yang diterbangkan oleh para juru bicara sebagai suatu mekanisme perlindungan kelompok dimana mereka tertindas. .

Belum ada Komentar

Posting Komentar