Lobi
Dulu kita dibenci, dulu kita di usir. Kita pun harus menyerah dan mengikuti keinginan mereka. Sekarang tak akan seperti ini. Semuanya
akan terhentikan dengan berbagai lobi pada posisi Negara yang sangat
vital; seperti istana Presiden, Dewan Senat, dan instansi-instansi
pemerintah lainnya. Dengan ‘Lobi’, kita
bisa menekan parlemen pemerintah agar mengeluarkan undang-undang hak
berpolitik penuh bagi kita. Untuk itu pula kita angkat wakil-wakil kita
menduduki posisi di parlemen hingga ada wakil kita yang dapat menduduki
kursi perdana menteri.
Klimaksnya,
hingga suatu saat nanti sistem pemerintahan kita dominasi penuh, atau
setidak-tidaknya lebih dari setengahnya kita kuasai. Misalnya melibatkan
orang-orang kita dengan hubungan cinta dengan putri-putri raja dan atau
perdana mentri agar menjadi pengawal pribadinya. Dengan begitu ia
dapat menjabat misalnya sebagai Kepala Staf Komando Angkatan Bersenjata
yang bertanggung jawab atas keamanan Negara atau menduduki posisi
penting lainnya.
Pemerintah
akan percaya pada kita untuk mengurus berbagai segi urusan dan
menduduki banyak jabatan. Dengan membuat mereka bangga pada apa yang
kita berikan pada mereka. Dan kita akan jadi penguasa tanah, walikota,
direktur jenderal, jaksa agung, dan lain-lain. Pengaruh kita, kita
lanjutkan hingga pemerintahan berikutnya dan berikutnya melalui jabatan
wakil Negara di Negara lain (Kedutaan), rector di berbagai Universitas,
inspektur pada Akademi Seni, dan lain-lain.
Lihatlah
kita akan dengan mudah melancarkan progam-progam kita. termaduk
merambah pada penguasaan sektor ekonomi yang di dalamnya termasuk
penguasaan atas bank, perusahaan perdagangan, dan industri berat.
Berikut pula pusat-pusat tambang negara dan saham-saham Bank Central
yang mencetak mata uang kertas serta saham-saham perusahaan minyak.
Kurang
dari setengah abad dari sekarang, kita akan mengubah Negara ini
menjadi pusat dari segala ilmu pengetahuan, budi, dan moral (bagi anak
bangsa).
Pengaruh
kita akan tertanamkan dalam-dalam di berbagai sector; baik sektor
ekonomi, politik, kepribadian, maupun peradaban dengan langkah-langkah
yang terencana. Juga sebagian besar sektor pendidikan dasar dan tinggi,
organisasi buruh dan tenaga profesional. Dan nantinya lebih dari 80%
anak-anak kita menikmati bangku pendidikan perguruan tinggi. Dalam
sektor politik, kita akan jadi kekuatan raksasa melalui penampilan
deretan aktor politik kita yang menguasai percaturan politik Negara.
Dengan kekuatan wanita kita juga susun strategi lainnya, yaitu dengan menjadikan anak-anak perempusn kita menjadi istri-istri
Menteri luar Negeri, Menteri Keuangan, istri penasihat presiden bidang
keamanan nasional, istri Menteri Pendidikan dan Kesehatan, ibu dan istri
Menteri Pertahanan, istri penasihat Presiden, dan lain sebagainya.
Selama
ini organisasi dibuat oleh orang lain. Sekarang juga kita bentuk
organisasi kita sendiri. Tak tanggung-tanggung lebih banyak organisasi.
Dan setiap warga kita, kita wajibkan menjadi anggotanya. Dan, dapat
kita saksikan persatuan yang sangat erat sehingga akan tampak orang
miskin yang duduk bersebelahan dengan para miliuner. Jelasnya, mereka
betul-betul bekerjasama. Hingga titik kulminasi dominasi kita dengan
mengantarkan pemimpin dari golongan kita atau yang kita percayai
mempunyai wibawa sebagai pemimpin hingga kejenjang kursi kepresidenan.
Kita
bentuk pula komite khusus yang bertanggung jawab melobi anggota kongres
Negara dengan nama “Lembaga Negara Bidang Kerakyatan”. Dengan melalui
kepemimpinan orang-orang kita dan sistem organisasi yang cermat dan
penuh trik rahasia, kita kembangkan cabang kelompok kita ke seluruh
penjuru Negara, hingga jutaan warga berkumpul dalam organisasi tersebut.
Kita bentuk lagi organisasi pemberantas penentang kita yang memiliki
dinas spionase yang tersebar di seluruh instansi, baik yang resmi
ataupun swasta. Dengannya kita dapat mengawasi seluruh aktivitas lawan
melalui berbagai sarana agar setiap kandidat kita memperoleh suara
terbanyak dalam pemilihan umum.
Kita adakan negosiasi politik dalam pentas politik dengan para pemimpin-pemimpin partai. Dengan
modal berbagai media massa sebagai sarana kampanye dan tawaran bantuan
dana yang kita punyai, hasil negosiasi itu akan menghasilkan dukungan
partai terhadap problematika mereka. Kita tawarkan lagi tambahan suara
pemilih dari warga-warga kita. Mereka pasti akan menerima, karena jika
tidak menerimanya mereka akan tenggelam. Dan selanjutnya dengan gencar
kita kampanyekan kandidat-kandidat itu ke masyarakat luas guna menambah
suara pendukung, Tak segan kita juga akan turun langsung ke jalan-jalan.
Akhirnya presiden yang terpilih akan selalu mengarahkan
kebijaksanaannya pada kepentingan kita. Dalam praktik pemerintahannya,
setiap presiden akan berkonsultasi dengan Dewan Senat kita. Karena
keanggotaan Dewan Senat mayoritas adalah orang-orang kita.
Kita
mata-matai kehidupan pribadi pejabat hitamk dan berbagai skandalnya.
Skandal pribadi yang berhasil kita kumpulkan, kita jadikan bahan
pengancam anggota dewan yang mulai menunjukkan ketidaksetiaan terhadap
Negara (melakukan KKN). Jika anggota dewan tidak mengindahkan, kita
publikasikan-nya melalui berbagai media massa. Karir politik anggota
dewan yang "membandel" itu akhirnya hancur.
Belum ada Komentar
Posting Komentar